Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Export
Sort by: Relevance
Pengaruh Kualitas Sistem dan Performance Expectancy terhadap Penggunaan Rekam Medis Elektronik dengan Supervisi sebagai Variabel Moderator di Unit Rawat Jalan RSUP Dr Sitanala Kota Tangerang

ABSTRACT All health service facilities are required to maintain Electronic Medical Records in accordance with standards determined by the Ministry of Health. Measuring use in information systems can be seen from various perspectives and the use of electronic medical records can be influenced by system quality, performance expectations and supervision. This research aims to analyze the influence of system quality and performance expectancy on the use of Electronic Medical Records partially or jointly as well as supervision as a moderator variable. This type of research is quantitative with a cross sectional study design. The population used was 62 health workers in outpatient installations as RME users. The sampling technique uses the total sample. Data collection analysis techniques use survey methods, and data analysis techniques use PLS-SEM using the smart-PLS program and three box method analysis. The moderating role of supervision on the influence of performance expectancy on the use of RME shows a comparison of the TV value of 0.908 < 1.96, which means that supervision does not moderate the influence of performance expectancy on the use of RME, so H5 is rejected. Conclude that system quality and performance expectancy contribute strongly to influencing usage. System quality and performance expectancy have a positive and significant effect on the use of RME. Keywords: System Quality, Performance Expectancy, Supervision, Use, Electronic Medical Records ABSTRAK Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan Rekam Medis Elektronik sesuai dengan standar yang telah ditentukan kemeterian kesehatan. Mengukur penggunaan dalam sistem informasi dapat dilihat dari berbagai perspektif dan penggunaan rekam medis elektronik dapat dipengaruhi oleh kualitas sistem, performance expectancy dan supervisi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kualitas sistem dan performance expectancy terhadap penggunaan Rekam Medis Elektronik secara parsial maupun bersama-sama serta supervisi sebagai variable moderator. Jenis penelitian termasuk dalam kuantitatif dengan disain cross sectional study. Populasi yang digunakan adalah tenaga kesehatan di instalasi rawat jalan sebagai pengguna RME berjumlah 62 orang. Teknik sampel menggunakan total sampel. Teknik analisa pengumpulan data menggunakan metode survei, dan teknik analisa data menggunakn PLS-SEM menggunakan program smart-PLS serta analisa three box method. Pada peran moderasi supervisi atas pengaruh performance expectancy terhadap penggunaan RME menunjukkan perbandingan nilai TValue 0,908 < 1,96 yang berarti bahwa supervisi tidak memoderasi pengaruh performance expectancy terhadap penggunaan RME, sehingga H5 ditolak. Menyimpulkan bahwa kualitas sistem dan performance expectancy berkontribusi kuat dalam mempengaruhi penggunaan. Kualitas sistem dan performance expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan RME. Kata Kunci: Kualitas Sistem, Performance Expectancy, Supervisi, Penggunaan, Rekam Medis Elektronik

Read full abstract
Efektivitas Perawatan Induk Kanguru dengan Stabilkan Suhu dan Pertambahan Berat Badan pada Bayi Prematur di Rumah Sakit Swasta

ABSTRACT The problem of low birth weight, especially in premature birth and LBW, needs to be handled properly and immediately. However, this process tends to be costly and high-maintenance, and the limited number of incubators can be an obstacle. KMC is one method to replace incubators effectively and efficiently. The aim of the study is to determine the effectiveness of KMC on temperature and weight stability for premature babies at X Bekasi Hospital. This research method is a retrospective design with a control group pretest posttest design, which was conducted in August 2023–February 2024. We used total sampling, with a total sample of 72 respondents: 55 premature and LBW babies who were given KMC and 17 who were not given KMC. The results of the study obtained the average value of gestational age in the intervention vs. control group (32.84 vs. 34.33 weeks) and birth weight (1920.49 vs. 2270.47 grams). Weight gain in the intervention group during 2 weeks is 2039.69 grams, 2061.44 grams, 2083.80 grams, and 2105.95 grams. Temperature stability for 2 weeks is 36.40°C, 35.60°C, 36.90°C, and 37.30°C. The results show the mean gain weight in the control group is decreasing. KMC is effective for gestation age (p value 0.045) and weight (p value 0.003). KMC is effective for temperature (p value 0.000) and weight (p value 0.023) pre- and post-iintervention. will provide complementary therapies that are appropriate, effective, safe, and affordable for patients to support weight gain and temperature stability in premature infants. KMC results in better weight gain, decreases the risk of hypothermia, and stabilizes temperatures, so the treatment of the KMC method can be a substitute for the incubator in overcoming hypothermia and weight gain in premature infants. Keywords: Kangaroo Mother Care, Stabilizes Temperature, Birth Weight, And Premature ABSTRAK Permasalahan berat badan lahir rendah khususnya pada kelahiran prematur dan BBLR perlu ditangani dengan baik dan segera. Namun, proses ini cenderung mahal dan memerlukan banyak pemeliharaan, serta terbatasnya jumlah inkubator dapat menjadi kendala. KMC merupakan salah satu metode pengganti inkubator secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas KMC terhadap stabilitas suhu dan berat badan bayi prematur di RS X Bekasi. Metode penelitian ini adalah desain retrospektif dengan desain control group pretest posttest yang dilakukan pada bulan Agustus 2023–Februari 2024. Teknik yang digunakan adalah total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 72 responden yaitu 55 bayi prematur dan BBLR yang diberikan KMC dan 17 bayi tidak diberikan KMC. Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata usia kehamilan pada kelompok intervensi vs kontrol (32,84 vs 34,33 minggu) dan berat badan lahir (1920,49 vs 2270,47 gram). Pertambahan berat badan pada kelompok intervensi selama 2 minggu adalah 2039,69 gram, 2061,44 gram, 2083,80 gram, dan 2105,95 gram. Kestabilan suhu selama 2 minggu yaitu 36,40°C, 35,60°C, 36,90°C, dan 37,30°C. Hasil penelitian menunjukkan rerata pertambahan berat badan pada kelompok kontrol mengalami penurunan. KMC efektif untuk usia kehamilan (p value 0,045) dan berat badan (p value 0,003). KMC efektif untuk suhu (p value 0,000) dan berat (p value 0,023) sebelum dan sesudah intervensi. akan memberikan terapi komplementer yang tepat, efektif, aman, dan terjangkau bagi pasien untuk mendukung penambahan berat badan dan stabilitas suhu pada bayi prematur. KMC memberikan hasil pertambahan berat badan yang lebih baik, menurunkan risiko hipotermia, dan menstabilkan suhu, sehingga pengobatan metode KMC dapat menjadi pengganti inkubator dalam mengatasi hipotermia dan penambahan berat badan pada bayi prematur. Kata Kunci: Kangaroo Mother Care, Menstabilkan Suhu, Berat Badan Lahir, dan Prematur

Read full abstract
Pengaruh Pemberian Minuman Sopi Mayang Beralkohol terhadap Jumlah Spermatozoid, Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan

ABSTRACT The alcoholic Sopi drink comes from palm trees (Arenga pinnata MERR), a type of palm tree spread throughout almost all of Indonesia. The alcohol in the traditional Sopi drink is ethanol (CH3CH2-OH) from fermented sap. This study aimed to examine the effect of Sopi Mayang drink on the increase in cytochrome P450 mRNA expression, increase in CYP2E1 protein levels and decrease in the number of spermatozoids using male white rats. This research is laboratory experimental, using the Randomized Post-test Only Control Group Design. Giving Sopi Mayang with a dose of 2.7 ml decreased the number of spermatozoids, namely 33,815,000, compared to the control group without giving Sopi Mayang, namely 56,680,000 (p = 0.0001). Sopi Mayang, with a dose of 4.05 ml, decreased sperm count from 33,815,000 to 22,334,775 (p= 0.0001). Sopi Mayang, with a dose of 5.4 ml, decreased sperm count from 22,865,000 to 18,250,309 (p=0.0001). There was a decrease in the number of spermatozoids in mice given Sopi Mayang. Keywords: Alcohol, Sopi Mayang, Spermatozoid, white rats ABSTRAK Minuman Sopi beralkohol berasal dari pohon Enau/Aren (Arenga pinnata MERR) termasuk salah satu jenis tanaman palma, yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Alkohol yang terkandung dalam minuman tradisional Sopi adalah etanol (CH2CH3-OH) dari fermentasi nira. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh minuman Sopi Mayang terhadap jumlah peningkatan ekspresi mRNA sitokrom P450, peningkatan kadar protein CYP2E1dan penurunan jumlah spermatozoid dengan menggunakan tikus putih jantan. Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris, dengan menggunakan rancangan The Randomized Post-test Only Control Group Design. Pemberian Sopi Mayang dengan dosis 2,7 ml terjadi penurunan jumlah spermatozoid yaitu 33.815.000 dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa pemberian Sopi Mayang yaitu 56.680.000 (p = 0,0001). Sopi Mayang dengan dosis 4,05 ml terjadi penurunan jumlah sperma dari 33.815.000 menjadi 22.334.775 (p= 0,0001). Sopi Mayang dengan dosis 5,4 ml terjadi penurunan jumlah sperma dari 22.865.000 menjadi 18.250.309 (p=0,0001). Terjadi penurunan jumlah spermatozoid, pada tikus yang diberikan Sopi Mayang. Kata Kunci: Alkohol, Sopi Mayang, Spermatozoid, Tikus Putih

Read full abstract
Analisis Determinan Kepatuhan Berobat Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sikumana Kota Kupang

ABSTRACT Hypertension is a non-communicable disease that requires serious attention because of its high prevalence. The results of the 2018 Riskesdas showed that hypertension patients reached 76,130 cases in NTT. Data from 2017 hypertension amounted to 1,582 cases in Kupang City. The purpose of this study was to analyze the determinants of adherence to treatment for hypertension patients and the determinants that have the most influence on adherence using a cross-sectional analytical approach, with purposive sampling technique. The number of samples was 95 people. Data analysis was univariate, bivariate using chi square test and multivariate using logistic regression test. The results of bivariate analysis showed that age was not associated with hypertension treatment compliance (p value = 0.773> 0.05). The level of education is not associated with hypertension treatment compliance (p value = 1.000 > 0.05). The level of knowledge is not associated with hypertension treatment compliance (p value = 0.091 > 0.05). Access to health services is not associated with adherence to treatment of patients with hypertension (p value=0.521>0.05). Family support was associated with hypertension treatment adherence (p value=0.000 <0.05; PR= 14.426). Family income level was not associated with medication adherence (p value=0.973>0.05). Side effects were not associated with adherence (p value=0.059>0.05). Duration of treatment was not associated with adherence (p value=0.564>0.05). Comorbidities were not associated with adherence (p value=0.550>0.05). Multivariate test showed the influence of family support (p value=0.000 <0.05; PR= 12.893) and knowledge level (p value= 0.002 <0.05; PR= 0.142) with treatment compliance. There is a need for consultation and socialization by health workers and doctors to hypertensive patients and families so that they can work together to support patients to adhere to taking medication. Keywords: Hypertension NTT, Sikumana Health Center, Medication Adherence, Family Support, Knowledge ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang memerlukan perhatian serius karena prevalensinya yang cukup tinggi. Hasil riskesdas 2018 menunjukkan penderita hipertensi mencapai 76.130 kasus di NTT. Data tahun 2017 hipertensi sebesar 1.582 kasus di Kota Kupang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa determinan kepatuhan berobat penderita hipertensi serta determinan yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan menggunakan pendekatan analitik cross sectional, dengan teknik sampling purposive sampling. Jumlah sampel 95 orang. Analisis data secara univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis bivariat menunjukkan umur tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita hipertensi (p value= 0,773> 0,05). Tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita hipertensi (p value= 1,000 > 0,05). Tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita hipertensi (p value=0,091 >0,05). Akses pelayanan kesehatan tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita hipertensi (p value=0,521 >0,05). Dukungan keluarga berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi (p value=0,000 <0,05; PR= 14,426). Tingkat pendapatan keluarga tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat (p value=0,973 >0,05). Efek samping tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi (p value=0,059 >0,05). Lama pengobatan tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi (p value=0,564 >0,05). Komorbid tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi (p value=0,550 >0,05). Uji multivariat menunjukkan adanya pengaruh dukungan keluarga (p value=0,000< 0,05; PR= 12,893) dan tingkat pengetahuan (p value= 0,002 <0,05; PR= 0,142) dengan kepatuhan berobat. Perlu adanya konsultasi dan sosialisasi oleh petugas kesehatan maupun dokter kepada pasien hipertensi dan keluarga agar bisa bekerjasama mendukung pasien untuk patuh minum obat. Kata Kunci: Hipertensi NTT, Puskesmas Sikumana, Kepatuhan Berobat, Dukungan Keluarga, Pengetahuan

Read full abstract
Evaluasi Parameter Laboratorium Klinis pada Pasien Diabetes dan Diabetes dengan Hipertensi Pasca Vaksinasi Vaksin Sinovac

ABSTRACT During the COVID-19 pandemic, people with diabetes and hypertension are especially vulnerable to this virus. Of 1488 cases, 50.5% of patients had hypertension, 34.5% had diabetes, with mortality rates of 13.2% and 11.6%, respectively. This study aims to evaluate the clinical laboratory parameters of diabetes and hypertensive diabetes patients who have been vaccinated with Sinovac Vaccine. This study used retrospective and prospective cohort methods with convenience sampling. Inclusion criteria included patients over 18 years of age who were diagnosed with diabetes and diabetes with hypertension, had been vaccinated with two doses of Sinovac, and had filled out informed consent. From the 300 research samples, there were 169 women (56.3%). The majority of patients (94.4%) were over 40 years old, with 36.0% having comorbid DM hypertension with cholesterol, and 26.6% were smokers. The results of the analysis showed that age (P = 0.009), gender (P = 0.000), BMI (P = 0.000), and time of diagnosis (P = 0.000) were significantly correlated with EGFR clinical results. BMI (P=0.007) was also significantly associated with creatinine. Diabetes medication use showed significant association with GDS (P = 0.000) and HbA1c (P = 0.000). There is a significant relationship between gender, age, BMI, and time diagnosed with EGFR. Patients with a diagnosis period of more than 10 years suffer from stage 3 kidney failure reaching 9% and stages 4 and 5 reaching 4%. The use of metformin, sulfonyl urea, insulin glulisine, and insulin glargine provides a controlled effect on GDS and HbA1c. Keywords: Diabetes, Hypertension, Laboratory, Sinovac, Sosiodemography ABSTRAK Selama pandemi COVID-19, penderita diabetes dan hipertensi sangat rentan terhadap virus ini. Dari 1488 kasus, 50,5% pasien memiliki hipertensi, 34,5% menderita diabetes, dengan angka kematian masing-masing 13,2% dan 11,6%. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi hasil klinis laboratorium pasien Diabetes dan Diabetes dengan Hipertensi yang telah divaksinasi dengan Vaksin Sinovac. Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif dan prospektif dengan pengambilan sampel secara convenience sampling. Kriteria inklusi mencakup pasien berusia di atas 18 tahun yang terdiagnosis diabetes dan diabetes dengan hipertensi, telah divaksinasi Vaksin Sinovac dua dosis, dan telah mengisi informed consent. Dari 300 sampel penelitian, perempuan berjumlah 169 (56.3%). Mayoritas pasien 94.4% berusia di atas 40 tahun dengan 36,0% memiliki komorbiditas DM hipertensi dengan kolesterol, dan 26.6% adalah perokok. Hasil analisis menunjukkan bahwa usia (P = 0,009), jenis kelamin (P = 0,000), IMT (P = 0,000), dan lama terdiagnosis (P=0,000) berkorelasi secara signifikan dengan hasil klinis EGFR. IMT (P-0,007) juga berhubungan secara signifikan dengan hasil klinis kreatinin. Penggunaan obat diabetes menunjukkan hubungan yang signifikan dengan hasil klinis GDS (P = 0,000) dan HbA1c (P = 0,000). Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, Indeks Masa Tubuh (IMT), dan lama terdiagnosis dengan gagal ginjal (EGFR). Pasien dengan lama terdiagnosis lebih dari 10 tahun menderita gagal ginjal stadium 3 mencapai 9% dan stadium 4 dan 5 mencapai 4%. Penggunaan obat diabetes, metformin, sulfonil urea, insulin glulisine, dan insulin glargine memberikan efek terkontrol pada GDS dan HbA1c. Kata Kunci: Diabetes, Hipertensi, Laboratorium, Sinovac, Sosiodemografi

Read full abstract
Pengaruh Pijat Refleksi Kaki terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami Hipertensi Intradialisis di Siloam Hospitals Asri

ABSTRACT Hemodialysis therapy is a treatment used in patients with chronic kidney failure and has side effects on physical and psychological conditions. One of the complications that often occurs during hemodialysis is hypertension. Intradialysis hypertension will affect the adequacy of hemodialysis, thereby increasing the risk of heart failure and death in patients. Objective: This study was to determine the effect of foot reflexology massage on reducing blood pressure in hypertensive patients in the Siloam Hospitals Asri hemodialysis unit. The research design used quantitative research with a quasi-experimental research design, namely the one group pretest-posttest design approach. The study was conducted in October-November 2023. The research sample consisted of 17 people. The instruments in the study used a digital sphygmomanometer and an intradialy vital signs observation form. Data analysis using the Independent T-test. Results: Shows a significant effect with a p value (Asymp. Sig. 2-tailed) on the pair of systolic blood pressure variables before and after foot reflexology massage (0.004) and the pair of diastolic blood pressure variables before and after foot reflexology massage (0.004) and the pair of diastolic blood pressure variables before and after foot reflexology massage (0.008). Conclusion: Based on the results of the study, intradialy hypertension can be prevented by foot reflexology massage. Keywords: Hemodialysis, Hypertension, Massage, Reflexology Massage ABSTRAK Terapi hemodialisis merupakan pengobatan yang digunakan pada pasien gagal ginjal kronik dan mempunyai efek samping terhadap kondisi fisik dan psikis. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada saat hemodialisis adalah hipertensi. Hipertensi intradialisis akan mempengaruhi kecukupan hemodialisis sehingga meningkatkan risiko gagal jantung dan kematian pada pasien Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat refleksi kaki terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di unit hemodialisis Siloam Hospitals Asri.Desain menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2023. Sampel penelitian berjumlah 17 orang. Instrumen dalam penelitian menggunakan sphygmomanometer digital dan formulir observasi tanda vital intradialy. Analisis data menggunakan uji Independent T-test. Hasil: Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan nilai p (Asymp. Sig. 2-tailed) pada pasangan variabel tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah pijat refleksi kaki (0,004) dan pasangan variabel tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah pijat refleksi kaki (0,004) dan pasangan variabel tekanan darah diastolik sebelum dan setelah pijat refleksi kaki (0,008). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, hipertensi intradialy dapat dicegah dengan pijat refleksi kaki. Kata Kunci: Hemodialisis, Hipertensi, Pijat, Pijat Refleksi

Read full abstract
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa

ABSTRACT Chronic Kidney Failure occurs due to irreversible deterioration in kidney function that occurs over several months or years. This situation results in an inability to maintain the balance of body substances or an accumulation of fluid and waste products which requires kidney replacement or dialysis therapy. Hemodialysis therapy is a replacement therapy to remove metabolic waste from the human blood circulation which will affect the quality of life. The aim of this study was to identify factors associated with quality of life in chronic kidney failure patients undergoing hemodialysis at RSUD dr. H. Jusuf SK North Kalimantan. This research is a descriptive study with a cross sectional study design. Sampling used purposive sampling. The samples in this study were patients undergoing hemodialysis therapy at RSUD dr. H. JUSUF SK North Kalimantan, totaling 100 respondents. Data were collected using a questionnaire from WHOQoL. The results of the study showed that there was no relationship between age and employment with a p value of 0.369 and 0.398, whereas gender, education, duration of HD, frequency of HD were found to have a relationship with each p value of 0.036; 0.011; 0.034 and 0.008. It can be concluded that there is a significant relationship between gender, education, duration of hemodialysis and frequency of hemodialysis and the quality of life of patients undergoing hemodialysis at RSUD dr. H. Jusuf SK. Therefore, it is hoped that nurses and other health workers will provide education regarding the importance of HD and increase family participation as a support system to improve the patient's quality of life. Keywords: Quality of Life, Chronic Renal Failure, Hemodialysis ABSTRAK Gagal Ginjal Kronik terjadi karena kemunduran fungsi dari ginjal ireversibel yang terjadi beberapa bulan atau tahun. Keadaan ini mengakibatkan ketidakmampuan dalam mempertahankan keseimbangan substansi tubuh atau akumulasi cairan dan produk sisa yang memerlukan penggantian ginjal atau terapi dialysis. Terapi hemodialisis merupakan terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dari peredaran darah manusia yang akan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD dr. H. Jusuf SK Kalimantan Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan desain cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD dr. H. JUSUF SK Kalimantan Utara yang berjumlah 100 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dari WHOQoL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dan pekerjaan dengan p value 0,369 dan 0,398 sedangkan dengan jenis kelamin, pendidikan, lama HD, frekuensi HD ditemukan ada hubungan dengan masing-masing p value 0,036 ; 0,011; 0,034 dan 0,008. Dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, pendidikan, lama hemodialisa dan frekuensi hemodialisa dengan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD dr. H. Jusuf SK. Oleh karena itu, diharapkan agar perawat dan tenaga kesehatan lainnya memberikan edukasi terkait pentingnya HD serta meningkatkan peran serta keluarga sebagai support sistem untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisa

Read full abstract
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kejadian Stunting Pada Balita di Desa Pong Murung

ABSTRACT Stunting is one of the nutritional problems that is being addressed. Stunting has negative impact on growth and development in toddlers so that it must be resolved immediately must be resolved immediately. The cause of stunting in toddlers is malnutrition for a long period of time a long period of time. Many factors influence the incidence of stuntingone of which is parenting. Parenting patterns are closely related with the fulfillment of child nutrition, for example preparing food and also in providing stimulus to children. providing stimulus to children. To determine the effect of parenting patterns on the incidence of stunting in toddlers. The method used is quantitative with a cross sectional approach. The sample in the study amounted to 79 toddlers. Statistical test used is chi square. The results showed that there was an influence of parenting patterns on the incidence of stunting in toddlers with a p value of 0.03 <0.05. on the incidence of stunting in toddlers with a p value of 0.03 <0.05. Parenting patterns parenting plays an important role in determining the nutritional status of a toddler. So that so that the parenting pattern applied is good parenting, the growth and development of toddlers is more optimal development of toddlers is more optimal Keywords: Parenting, Stunting, Toddlers ABSTRAK Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sedang diatasi. Stunting memberikan dampak yang negatif bagi pertumbuhan dan perkembang pada balita sehingga harus segara diatasi. Penyebab kejadian stunting pada balita adalah kurang gizi dalam jangka waktu yang cukup lama. Banyak factor yang mempengaruhi kejadian stunting salah sarunya adalah pola asuh orangtua. Pola asuh orang tua berhubungan erat dengan pemenuhan gizi anak yaitu misalnya menyiapkan makanan dan juga dalam memberikan stimulus kepada anak. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orangtua terhadap kejadian stunting pada balita. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 79 balita. Uji statistic yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pola asuh orangtua terhadap kejadian stunting pada balita dengan nilai p valuae 0,03 < 0,05. Pola asuh orang tua berperan penting dalam menentukan status gizi seorang balita. Sehingga pola asuh yang diterapkan adalah pola asuh yang baik maka pertumbuhan dan perkembangan balita lebih optimal Kata Kunci: Pola Asuh, Stunting, Balita

Read full abstract
Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien IGD di RS Vina Estetika Medan

ABSTRACT Patient safety is defined as a service that aims not to injure and harm patients or as a system in which hospitals make patient care safer. The target of compliance with patient identification correctly, effective communication with SBAR procedures, compliance by officers in maintaining hand hygiene, and compliance with identification of patients at risk of falling are still below 100%. The purpose of this study is to analyze the Implementation of the Emergency Room Patient Safety Program at the Vina Aesthetic Hospital Medan in 2021. This type of research is using descriptive descriptive with naturalistic nature. The data obtained through interviews with several main informants and additional informants, namely ER patients with the Triangulation method, can be concluded: Input (HR, every nurse or implementer in the ER has carried out patient safety well), Process (Patient Safety has been carried out in accordance with SOPs by applying maximum patient identification), Output (ER patient, feels that the identification has been carried out properly). The conclusion in this study is that the implementation of patient safety in the emergency room has been carried out following the patient safety SOP as much as possible. Keywords: Patient Safety, Nurse, Hospital ABSTRAK Keselamatan pasien (patient safety) didefinisikan sebagai layanan yang bertujuan untuk tidak menciderai dan merugikan pasien ataupun sebagai suatu sistem yang dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sasaran kepatuhan identifikasi pasien secara benar, komunikasi efektif dengan prosedur SBAR, kepatuhan petugas dalam menjaga kebersihan tangan, dan kepatuhan identifikasi pasien yang beresiko jatuh pencapaiannya masih berada dibawah 100%. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu menganalisis Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien IGD di RS Vina Estetika Medan Tahun 2021. Jenis penelitian ini yaitu menggunakan kalitatif deskrftif dengan sifat naturalistik. Data diperoleh melalui wawancara beberapa informan utama dan informan tambahan yaitu pasien IGD dengan metode Triangulasi dapat disimpulkan: Input (SDM, setiap perawat atau pelaksana di IGD sudah melakukan pelaksanaan keselamatan pasien dengan baik), Process (Keselamatan Pasien yang sudah dilakukan dengan sesuai SOP dengan menerapkan identifikasi pasien secara maksimal), Output (Pasien Ruang IGD, merasa sudah dilakukan identifikasi dengan baik). Keseimpulan dalam penelitian ini bahwa pelaksanaan safety patient di ruang IGD sudah terlaksana mengikuti SOP keselamatan pasien semaksimal mungkin. Kata Kunci: Keselamatan Pasien, Perawat, Rumah Sakit

Read full abstract
Hubungan Implementasi Patient-Centered Care (PCC) dengan Kepuasaan Pasien Rawat Inap di RSU Martha Friska Brayan Medan

ABSTRACT The preliminary survey revealed that 60% of patients still feel that they are not fully involved in the care process, possibly due to factors such as lack of information provided to the patients, limited time available for healthcare providers, and insufficient therapeutic communication. Moreover, 70% of patients feel that their care is not smoothly coordinated, possibly due to lack of coordination among healthcare providers, inadequate documentation (medical records), and insufficient patient information. The research utilized a quantitative research design, based on the positivist philosophy, to examine a specific population at Martha Friska Hospital in Medan. The population size was unknown, and the sample size was determined using the Lemeshow formula, resulting in 96 individuals. Data collection involved distributing questionnaires to inpatients to assess the impact of patient-centered care on satisfaction levels. Bivariate analysis, specifically the Chi Square test. The study conducted at RSU Martha Friska Brayan Medan in 2024 assessed the implementation of patient-centered care and its impact on inpatient satisfaction. The analysis revealed significant relationships between various aspects of patient-centered care and patient satisfaction. These findings highlight the importance of specific elements of patient-centered care in enhancing overall patient satisfaction. The research findings show that the aspects of patient-centered care (PCC) related to inpatient satisfaction at RSU Martha Friska Brayan Medan are respecting patient choices and judgment, emotional support, physical comfort, and information and education. However, factors such as continuity and transition, service coordination, and involvement of family and friends are not associated with patient satisfaction. Recommendations for RSU Martha Friska Brayan Medan to improve inpatient services include respecting patients' choices, providing physical comfort, emotional support, and health education to patients. Keywords: Implementation, PCC, Patient Satisfaction, Hospital ABSTRAK Survei pendahuluan mengungkapkan bahwa 60% pasien masih merasa bahwa mereka tidak sepenuhnya terlibat dalam proses perawatan, mungkin karena faktor-faktor seperti kurangnya informasi yang diberikan kepada pasien, terbatasnya waktu yang tersedia untuk penyedia layanan kesehatan, dan komunikasi terapeutik yang tidak memadai. Selain itu, 70% pasien merasa bahwa perawatan mereka tidak terkoordinasi dengan lancar, mungkin karena kurangnya koordinasi di antara penyedia layanan kesehatan, dokumentasi (rekam medis) yang tidak memadai, dan informasi pasien yang tidak memadai. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif, berdasarkan filosofi positivis, untuk memeriksa populasi tertentu di Rumah Sakit Martha Friska di Medan. Ukuran populasi tidak diketahui, dan ukuran sampel ditentukan menggunakan rumus Lemeshow, menghasilkan 96 individu. Pengumpulan data melibatkan penyebaran kuesioner kepada pasien rawat inap untuk menilai dampak perawatan yang berpusat pada pasien pada tingkat kepuasan. Analisis bivariat, khususnya uji Chi Square. Studi yang dilakukan di RSU Martha Friska Brayan Medan pada tahun 2024 menilai implementasi perawatan yang berpusat pada pasien dan dampaknya terhadap kepuasan rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek patient-centered care (PCC) terkait kepuasan rawat inap di RSU Martha Friska Brayan Medan adalah menghargai pilihan dan penilaian pasien, dukungan emosional, kenyamanan fisik, serta informasi dan edukasi. Namun, faktor-faktor seperti kontinuitas dan transisi, koordinasi layanan, dan keterlibatan keluarga dan teman-teman tidak terkait dengan kepuasan pasien. Rekomendasi RSU Martha Friska Brayan Medan untuk meningkatkan pelayanan rawat inap antara lain menghormati pilihan pasien, memberikan kenyamanan fisik, dukungan emosional, dan edukasi kesehatan kepada pasien. Kata Kunci: Implementasi, PCC, Kepuasaan Pasien, Rumah Sakit.

Read full abstract