Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Export
Sort by: Relevance
Transformasi Epos I La Galigo dalam Bentuk Cerita Bergambar Sebagai Media Visualisasi Pembelajaran IPS: Inovasi atau Tantangan?

This research is based on important developments in historiography which are critical of tradition as a source of history. Traditional cultural heritage can be found in folklore around the world, including Bugis folklore in Epic I La Galigo which is a source of personality identity for South Sulawesi, Indonesia which must be passed on to the younger generation. This condition demands that the Bugis folklore, Indonesia in the First Epic of La Galigo must be transformed according to the demands of technology with fun, creative and innovative learning. The purpose of this study is to examine the cultural value of Bugis folklore, South Sulawesi, Indonesia in the Epic I La Galigo as a source of social studies learning, and to find out the transformation of Bugis I La Galigo folklore as an innovation or challenge-based social studies learning resource. The research method used is the literature study method by reviewing the literature from various criteria ranging from books, journals or articles and documentation at the La Galigo Museum. The results of the study show that the cultural values in Epic I La Galigo are: (1) Siri' and Pesse', (2) Sumangeq and Inninawa, (3) Preservation of the environment, (4), Lempuk (honest), (5) Getteng (steadfast on the establishment) and (6) Mutual respect. The transformation of Bugis folklore in I La Galigo is an innovative social studies teacher's creative pedagogy by improvising through the development of material content into three media: (1) an oral tradition based on picture story media, (2) an oral tradition based on video animation media as visualization, and (3) webtoon-based media. This research is expected to be a responsive social studies learning transformation movement with a technology-based approach, so that teachers and students are qualified and skilled at innovating through folklore.

Read full abstract
Open Access
Stratifikasi Sosial Komunitas Bajo di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan

This study aims to reveal the social stratification of the Bajo community. This study was designed using a qualitative approach. The types and sources of data used consist of primary data and secondary data. Primary data is collected from main sources, namely from Bajo community leaders. Secondary data was collected from writings that were relevant to this research. Data collection was carried out through: (a) in-depth interviews with a number of informants using purposive, triangulation and snowball techniques, (b) observation, and (c) documentation. Data and information were analyzed through qualitative analysis. This study reveals that in the Bajo community there are four social stratifications, namely: (1) Lolo Bajo, namely the aristocratic class who have been leaders in the Bajo community for generations; (2) Punggawe, also including the descendents of the Bajo nobility who are one of the customary positions responsible for fostering security and order in the Bajo community; (3) Anak Bajo, are a group of ordinary people who come from the descendants of most people; and (4) Ate Bajo, namely the Bajo community group that is considered the lowest in social stratification. In practice, this group is no longer found except symbolically, such as at weddings because they are considered to be contrary to the teachings of Islam that they adhere to. Apart from these four social stratifications, the Bajo community also recognizes a patron-client social layering system, namely the relationship pattern. Punggawe-Sawi which is also a social coating.

Read full abstract
Open Access
Hiperealitas Mahasiswa Pengguna Tiktok di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana terciptanya hiperealitas mahasiswa pengguna tiktok di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar. 2) Dampak hiperealitas mahasiswa pengguna tiktok di Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum Universitas Negeri Makassar. Jenis penelitian yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 10 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum yang ditentukan melalui teknik purposive sampling dengan kriteria informan yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum yang menggunakan filter aplikasi tiktok dan mengalami hiperealitas tiktok. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengecekan keabsahan data menggunakan member check. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terciptanya hiperealitas mahasiswa pengguna tiktok di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar yaitu: a) Awal mengenal tiktok yaitu di mana mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar mendapatkan informasi dari teman dan iklan yang muncul di handphone mereka, dan b) Hiperealitas pengguna tiktok yaitu sesuatu yang di balur dengan kepalsuan untuk menarik perhatian dari orang lain. 2) Dampak hiperalitas mahasiswa pengguna tiktok di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar yaitu: a) Dampak positif: 1) Mudah mendapatkan informasi, 2) Menambah relasi dan pertemanan, dan 3) Pengembangan Diri, b) Dampak negatif: 1) Adiktif (Penggunaan Tiktok), 2) Hilangnya percaya diri ketika tidak menggunakan filter aplikasi tiktok, dan 3) Berjarak dengan realitas sosial.

Read full abstract
Open Access
Relasi Kuasa Pengetahuan dalam Proses Kaderisasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Strategi kuasa pengetahuan dalam proses kaderisasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar dan 2) Faktor yang melatar belakangi terjadinya proses kaderisasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar. Pendekatan dan jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitattif dan jenis penelitian menggunakan studi kekuasaan Michel Foucault. Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 11 orang yang bersedia diwawancarai yang ditentukan melalui purposive sampling dengan kriteria informan ialah fungsionaris lembaga kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum dan ketua lembaga kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar. Data penelitian dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengabsahan data menggunakan member check. Teknik analisis data yang digunakan adalah kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Strategi kuasa dan pengetahuan yang diterapkan dalam proses kaderisasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar, yaitu: a. Penyampaian dan konsep, b. Tahapan latihan dasar kepemimpinan, jenjang sekolah advokasi dan tingkatan latihan kepemimpinan II c. Batasan keterlibatan berdasarkan jenjang kaderisasi dan Keseragaman atribut kelompok mahasiswa baru d. Pengawasan menggunakan tata tertip kaderisasi atas kontrol Stering comitte, pengurus dan norma hukum bagi yang telah melewati proses kaderisasi. 2) Yang melatar belakangi terjadinya proses kaderisasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar, diantaranya: a. Adanya norma hukum ( AD/ART), b. Adanya faktor keberlanjutan struktur kepengurusan, dan c. Faktor kewajiban kader dan tanggung jawab fungsionaris lembaga kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar.

Read full abstract
Open Access
Adaptasi Siswa Terhadap Pembelajaran Daring di SMA IT Wahdah Islamiyah Makassar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Cara siswa beradaptasi dengan kegiatan pembelajaran daring dan 2) Faktor pedukung dan faktor penghambat kegiatan pembelajaran daring. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Informan penelitian ini berjumlah 10 orang terdiri dari 8 orang siswa dan 2 orang guru, yang dipilih dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan member check. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Cara siswa beradaptasi terhadap pembelajaran daring di SMA IT Wahdah Islamiyah yakni mengikuti bimbingan belajar, mencari referensi lain, dan komunikasi dengan guru dan orangtua. 2) Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran daring di SMA IT Wahdah Islamiyah Makassar yakni fleksibel waktu dan tempat serta dukungan dan peran dari orangtua seperti pemberian fasilitas belajar antara lain laptop dan hamdphone. 3) Faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran daring di SMA IT Wahdah Islamiyah yakni kendala jaringan internet, penyampaian materi kurang jelas dan lengkap, gangguan di rumah ketika belajar, kurang interaksi dengan siswa lain, waktu belajar yang singkat, dan siswa kurang disiplin.

Read full abstract
Open Access
Perubahan Persepsi Nilai Fungsional Tradisi A’dinging-dinging di Desa Bontolempangan Kecamatan Buki Kabupaten Selayar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perubahan persepsi nilai fungsional, proses terjadinya perubahan persepsi nilai fungsional dan dampak perubahan persepsi nilai fungsional tradisi A’dinging-dinging bagi masyarakat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancaran dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya perubahan persepsi nilai fungsional dalam tradisi A’dinging-dinging yaitu karena faktor internal dan eksternal. Faktor intenal mencakup perubahan penduduk, gaya hidup apatis masyarakat dan adanya pertentangan dari internal masyarakat yang mempunyai latar belakang organisasi Islam. Sementara itu, faktor eksternalnya diakibatkan oleh pandemic covid-19 serta pengaruh budaya masyarakat lain akibat kemajuan teknologi. Proses terjadi perubahan persepsi nilai fungsional melalui tiga tahap utama. Pertama, kondisi awal atau status quo. Kedua, terjadinya proses perubahan karena muncul ketidakpuasan dari masyarakat yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal sehingga menyebabkan pergeseran keyakinan. Ketiga, terdapat suatu kondisi baru atau tranformasi. Kemudian dampak perubahan persepsi nilai fungsional dalam tradisi A’dinging-dinging seperti pola pikir yang terbuka serta sistem sosial politik yang demokratis.

Read full abstract
Open Access
Stratifikasi Sosial Komunitas Bajo di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan stratifikasi sosial komunitas Bajo. Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis dan sumber data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dijaring dari sumber utama, yaitu berasal dari tokoh komunitas Bajo. Data sekunder dijaring dari tulisan-tulisan yang relevan dengan penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui: (a) wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap sejumlah informan dengan teknik purposif, triangulasi dan snowball, (b) observasi, dan (c) dokumentasi. Data dan informasi dianalisis melalui analisis kualitatif. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam komunitas Bajo terdapat empat stratifikasi sosial, yaitu: (1) Lolo Bajo, yaitu golongan bangsawan yang secara turun-temurun menjadi pemimpin di kalangan komunitas Bajo; (2) Punggawe, juga termasuk keturunan bangsawan Bajo yang merupakan salah satu jabatan adat yang bertanggungjawab atas pembinaan keamanan dan ketertiban komunitas Bajo; (3) Anak Bajo, adalah golongan masyarakat biasa yang berasal dari keturunan orang kebanyakan; dan (4) Ate Bajo, yaitu golongan komunitas Bajo yang dianggap paling rendah stratifikasi sosialnya. Golongan ini dalam prakteknya sudah tidak ditemukan lagi kecuali secara simbolik seperti dalam acara pesta perkawinan karena dianggap bertentangan dengan ajaran islam yang mereka anut.. Selain ke empat stratifikasi sosial tersebut, dalam komunitas Bajo mengenal pula adanya sistem pelapisan sosial patron-klien, yaitu pola hubungan Punggawe-Sawi yang juga merupakan pelapisan sosial.

Read full abstract
Open Access
Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Literasi Anak Desa Terpencil di Aceh Barat

The purpose of this research is to analyze the factors causing the low literacy understanding of children in remote villages in West Aceh. This research uses qualitative analysis with descPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab rendahnya pemahaman literasi anak di desa terpencil di Aceh Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu Kualitatif dengan pendekatan Case study, dengan teknik pengumpulan data purposive sampling, responden berjumlah Enam Orang dalam tahapan pengambilan informasi dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebab faktor rendahnya pemahamanan tentang literasi terhadap anak karena kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan, kekurangan tenaga pengajar, rendahnya kemampuan literasi, sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan kurangnya keterlibatan masyarakat. Untuk mencapai peningkatan literasi anak yang tinggi di daerah terpencil seperti Gampong Lancong, perlu menjadi perhatian untuk pemerintah mulai dari kebijakan maupun sarana dan prasarana lebih untuk ditingkatkan lagi, karena anak-anak adalah asset negara untuk masa depan dan kemajuan negara. Jika anak-anak muda negara sudah enggan belajar maka terjajah lah pola fikir mereka. Sementara untuk pemerintah daerah setempat wajib untuk memperhatikan lagi keadaan sekolah-sekolah terpencil agar tidak terjadi lagi kedepanya anak-anak yang awam dengan literasi, salah satunya cara seperti: kebijakan setiap gampong membuat kelas belajar sore untuk anak kemudian lebih banyak lagi menyumbangkan buku-buku pelajaran untuk mereka sehingga mereka juga bias belajar dari rumah. Menciptakan setiap sekolah terpencil perpustakaan yang nyaman dan disukai anak-anak sehingga tertanam rasa ingin tahu mereka terhadap buku-buku yang terpajang didalamnya. Serta untuk setiap kampus yang ada di Aceh Barat lebih focus mengirimkan mahasiswa yang ada untuk ikut berpartisipasi dan membantu anak-anak agar semangat belajar, membaca dan mencintai dunia literasi.riptive method, which means that this descriptive approach can analyze deeper meaning related to qualitative research. The main technique used is gathering information from interviews along with additional support. Researchers use methods such as validation, reduction, and presentation of data to draw conclusions. The results of this study indicate that the factors causing the low literacy understanding of children in remote villages in West Aceh are a lack of awareness of parents, a shortage of teaching staff, low literacy skills, inadequate facilities and infrastructure, and lack of public involvement. In order to achieve a high increase in children's literacy in remote areas such as Gampong Lancong, it is necessary to pay attention to the government both from policies and facilities and infrastructure, such as: a policy for each Gampong to make afternoon teaching classes for children. In terms of facilities and infrastructure: Reading books, children's recreation building, literacy center. Assistance and attention that should be increased. College. Assign KKN students to serve in gampongs with low levels of human resources.

Read full abstract
Open Access