Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Export
Sort by: Relevance
PENGARUH SUBSTITUSI PASIR MENGGUNAKAN SERBUK BESI DAN ZAT ADITIF BESTMITTEL 0.5 % TERHADAP KUAT TEKAN MUTU TINGGI DAN RESAPAN AIR MORTAR PRACETAK FEROSEMEN

Mortar merupakan salah satu bahan bangunan campuran dari semen, pasir dan air. Mortar merupakan komponen dari beton. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan mortar dengan cara meningkatkan kepadatan dengan mencari susunan gradasi butiran ukuran yang dapat mengisi ruang kosong pada matrix semen. Untuk itu penelitian ini menggunakan serbuk besi sebagai filler untuk meningkatkan berat volume. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan serbuk besi terhadap karakteristik mortar mutu tinggi dengan zat aditif bestmittel 0,5% pada penerapan mortar pracetak ferosemen. Hasil kuat tekan pada umur 28 hari mengalami kenaikan pada benda uji normal sebesar 48,29 MPa sedangkan pada benda uji variasi sebesar 56,28 MPa mengalami kenaikan sebesar 7,99%. Kondisi ini terjadi adanya reaksi antara serbuk besi dengan pasir dalam campuran dan adanya zat aditif tipe E yang dapat meningkatkan mortar menjadi kuat tekan yang tinggi. Pada pengujian resapan air dan rembasan air pada umur 28 hari setelah perawatan, hasil pada penambahan serbuk besi dan zat aditif bestmittel mengurangi resapan air pada mortar dan pengujian rembesan air pada mortar pracetak ferosemen menunjukkan tingkat rembesan yang rendah, dengan nilai sebesar 9 % setelah 24 jam. Dengan demikian, penggunaan serbuk besi dan zat adititf dapat meningkatkan kualitas dan kedap air pada mortar pracetak ferosemen.

Read full abstract
Open Access
PENGARUH KEKANGAN JENIS KAWAT ANYAM HEXAGONAL DAN PERSEGI DENGAN METODE CONCRETE WRAPPING TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON

Balok beton adalah salah satu komponen struktur atas bangunan sederhana. Banyak metode dapat dilakukan untuk perkuatan balok beton dikarenakan alih fungsi bangunan. Salah satu metode yang digunakan adalah metode concrete wrapping. Biasanya concrete wrapping menggunakan material Carbon Fiber Reinforced Polymer Wrap (CFRPW) yang memiliki harga dan material yang relatif sulit di lapangan. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan menggunakan variasi kawat anyam sebagai material pengganti carbon pada metode concrete wrapping. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekspiremental dengan benda uji balok beton tanpa tulangan sesuai dengan SNI 4431-2011 serta campuran beton menggunakan peraturan Surat Edaran Nomor. 73/SE/Dk/2023 Tabel A.4.a. Hasil kuat tekan beton sebesar f’c 24,82MPa. Balok mengalami kerusakan patah yang pada 1/3 tengah bentang benda uji. Kuat lentur beton normal adalah 3,86MPa. Beton dengan pengaruh variasi kawat anyam persegi 5,53MPa peningkatanya 1,66% dari beton normal. Beton dengan pengaruh variasi kawat anyam hexagonal 4,93MPa, kenaikannya sebesar 1,06% dari beton normal. Kuat lentur tertinggi diantara dua variasi kawat anyam tersebut adalah beton dengan pengaruh varisi kawat anyam persegi yang mengalami kenaikan 1,66% dari balok beton normal.

Read full abstract
Open Access
EVALUASI KEBUTUHAN LAHAN PARKIR PADA GEDUNG SMA NEGERI 1 BANYUWANGI

SMA Negeri 1 Banyuwangi merupakan salah satu sekolah yang terus mengalami perkembangan. Bertambahnya jumlah siswa di SMA tersebut tidak diimbangi dengan pengembangan fasilitas parkir yang sesuai. Setiap kegiatan operasional gedung yang mengakibatkan lalu lintas/kendaraan wajib menyediakan fasilitas parkir. Pada lokasi penelitian kondisi parkir belum memenuhi Satuan Ruang Parkir (SRP) standar, belum adanya marka, alur lalu lintas yang jelas, rambu-rambu parkir dan kendaraan siswa belum tertata. Kondisi ini mengakibatkan kendaraan terpakir sembarangan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hasil evaluasi kebutuhan lahan parkir yang tersedia dengan merencanakan sudut pola parkir yang paling efektif. Metode yang digunakan yaitu survei dengan standar Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat (1996), melakukan pengukuran lahan parkir dan pengumpulan data. Survei kendaraan dilakukan selama 5 hari, kemudian hasil dari pengumpulan dan pengolahan data digunakan untuk mengevaluasi dan merencanakan sudut pola parkir. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan parkir eksisting 258 m2 dan 202,5 m2. Setelah perencanaan sudut dan alur parkir baru dengan hasil maksimum pada sudut 90o dapat menampung 86 SRP dan 60 SRP. Sedangkan berdasarkan hasil survei menghasilkan volume 165 SRP dan 145 SRP, sehingga untuk bisa menampung kebutuhan saat ini perlu penambahan lahan parkir sebesar 164 SRP, untuk menampung kebutuhan parkir dengan luas minimum 246 m2.

Read full abstract
Open Access
PERBANDINGAN KATEGORI TINGKAT PELAYANAN JALAN RAYA PASAR MINGGU MENGGUNAKAN SOFTWARE KAJI DAN PTV VISSIM

Banyaknya jumlah perpindahan penduduk ke kota besar akan mempengaruhi nilai kapabilitas infrastruktur transportasi khususnya pada bagian jalan raya. Dari persoalan tersebut, maka pengujian berupa analisis pelayanan pada suatu segmen jalan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui hasil kelayakan jalan dalam menampung kendaraan yang lalu lalang. Jalan Raya Pasar Minggu adalah salah satu jenis jalan arteri sekunder, yang saat ini perlu dilakukan observasi karena adanya masalah kemacetan pada ruas jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kategori tingkat kinerja jalan Raya Pasar Minggu menggunakan perangkat lunak, terhadap hasil sensor perhitungan kendaraan yang didapatkan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu perangkat lunak KAJI yang berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan PTV Vissim yang merupakan pemodelan mikrosimulasi lalu lintas 3 dimensi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tingkat pelayanan dari kedua perangkat lunak memberikan kategori yang sama dengan hasil sensor perhitungan lalu lintas, yaitu pada arah Kalibata memiliki kategori F yang mengindikasikan kondisi jalan tidak stabil karena terjadi antrean yang cukup panjang. Sedangkan arah Kota Depok memiliki kategori C, dengan deskripsi saat pengendara tidak bebas dalam memilih laju kendaraan walaupun arus lalu lintas masih dalam kondisi konstan. Hasil dari kategori tersebut menandakan bahwa Jalan Raya Pasar Minggu perlu mempertimbangkan perbaikan pada segmen jalan.

Read full abstract
Open Access
PERBANDINGAN WAKTU PEKERJAAN BEKISTING KONVENSIONAL DENGAN BEKISTING SISTEM PADA PEKERJAAN KOLOM PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT GRESIK SEHATI

Pembangunan gedung merupakan indikator penting dalam mengukur kemajuan suatu daerah. Dalam proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Gresik Sehati digunakan bekisting konvensional untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada. Namun terjadi penundaan akibat kerusakan alat pancang yang mengakibatkan keterlambatan keseluruhan proyek. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis melakukan perbandingan waktu bekisting konvensional dengan bekisting sistem pada pekerjaan kolom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari perbandingan waktu pekerjaan bekisting konvensional dengan bekisting sistem pada pekerjaan kolom proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Gresik Sehati. Metode penelitian menggunakan pendekatan waktu. Dimulai dengan identifikasi masalah keterlambatan progres pekerjaan, diikuti studi literatur dan pengumpulan data seperti gambar kerja, rancangan anggaran biaya, jadwal tenaga kerja, koefisien tenaga kerja bekisting, serta kurva S. Analisis data meliputi perhitungan volume pekerjaan, waktu pekerjaan, dan produktivitas tenaga kerja serta perbandingan waktu pekerjaan kedua bekisting. Kemudian dilanjutkan pembahasan hasil, serta penarikan kesimpulan dan saran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pekerjaan kolom pada lantai 1 (pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, dan pembongkaran) menggunakan bekisting konvensional adalah 13 hari, sedangkan waktu pekerjaan kolom pada lantai 1 (pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, dan pembongkaran) menggunakan bekisting sistem adalah 8 hari. Perbandingan waktu pekerjaan pada kolom lantai 1 menggunakan bekisting konvensional dengan bekisting sistem adalah sebesar 1,625, menunjukkan bahwa bekisting sistem memiliki waktu yang lebih cepat dan produktivitas yang lebih besar daripada bekisting konvensional.

Read full abstract
Open Access
PERBANDINGAN BIAYA PEKERJAAN PELAT BOUNDECK DAN PELAT KONVENSIONAL (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU POLIWANGI)

Pembangunan gedung bertingkat tak lepas dari pekerjaan pelat lantai. Beberapa metode pelaksanaan pelat lantai diantaranya yaitu konvensional dan boundeck. Pemilihan metode pelaksanaan berpengaruh terhadap biaya dan waktu yang diperlukan. Jika diperkirakan dengan logika, penggunaan pelat konvensional pada gedung lebih dari dua lantai akan lebih ekonomis karena bekisting konvensional dapat digunakan secara berulang. Di Banyuwangi masih jarang ditemukan proyek gedung bertingkat yang menggunakan boundeck. Namun, di kota besar seperti Surabaya, boundeck sudah mulai umum digunakan sebagai pengganti bekisting konvensional. Empat dari lima penelitian terdahulu menunjukan bahwa pelat boundeck lebih murah sebesar 12,77%-38,90%. Kelima penelitian tersebut menggunakan bekisting sekali pemakaian, sedangkan pada proyek Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi menggunakan bekisting 2 kali pakai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya dan waktu pelat lantai konvensional dan boundeck pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi. Penelitian diawali dengan studi literatur, pengumpulan data, perhitungan volume, kemudian perhitungan biaya untuk masing-masing pelat lantai menggunakan AHSP Banyuwangi Tahun 2023.Pelat yang ditinjau yaitu mulai dari pelat lantai 2 hingga pelat dak atap atau sejumlah 7 pelat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelat boundeck sebesar Rp5.584.870.281,34, sedangkan biaya pekerjaan pelat konvensional sebesar Rp6.765.876.899,97. Perbandingan biaya pelat boundeck dan pelat konvensional menunjukkan selisih biaya sebesar Rp1.181.006.618,63 atau sekitar 17,46%. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pelat boundeck membutuhkan biaya yang lebih murah daripada pekerjaan pelat konvensional.

Read full abstract
Open Access
PENGARUH PENAMBAHAN ABU SABUT KELAPA TERHADAP NILAI CBR TIDAK TERENDAM PADA TANAH LEMPUNG DI DESA PESUCEN KECAMATAN KALIPURO

Tanah dasar yang kokoh dan stabil sangat penting untuk menjaga kekuatan dan keawetan konstruksi, sementara tanah yang tidak stabil seperti tanah lempung dengan sifat kembang susut yang tinggi, dapat menyebabkan kerusakan serius pada struktur di atasnya. Seperti yang terjadi di Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi yang dikenal memiliki jenis tanah lanau atau lempung. Beberapa bangunan pada daerah tersebut mengalami keretakan pada dinding maupun strukturnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai CBR tidak terendam pada tanah lempung di wilayah Desa Pesucen dengan menambahkan bahan stabilisator berupa abu sabut kelapa dalam campuran dengan persentase 4%, 6%, dan 8%. Pengolahan data melibatkan uji sifat fisik dan mekanik tanah di laboratorium, termasuk uji kadar air, berat isi, berat jenis, batas-batas atterberg, analisis saringan, analisis hidrometer, pemadatan proctor, dan CBR tidak terendam. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan nilai berat isi kering dan nilai CBR setiap kali persentase abu sabut kelapa ditambahkan, dengan peningkatan tertinggi pada 8%, di mana berat isi kering mencapai 1.265gr/cm3, dan nilai CBR tidak terendam meningkat sebesar 7.85% dari nilai CBR tanah asli. Dapat disimpulkan bahwa penambahan abu sabut kelapa efektif meningkatkan sifat mekanis tanah terhadap nilai CBR, dan berpotensi untuk meningkatkan daya dukung tanah lempung di Desa Pesucen.

Read full abstract
Open Access