Tanaman jeruk manis merupakan salah satu produk unggulan Desa Petungsewu Kabupaten Malang. Selama ini, Mitra mengandalkan air hujan dengan menggunakan sistem tadah hujan untuk mengairi tanamannya. Persoalan muncul tatkala musim kemarau, terbatasnya air menjadi kendala utama saat Mitra ingin melakukan penyiraman maupun penyemprotan. Akibat terbatasnya air, tanaman hanya mampu berbuah sekali dalam setahun tidak seperti tanaman di perkebunan lain yang mendapatkan irigasi air sungai yang mampu berbuah dua kali dalam setahun. Untuk mengatasi terbatasnya air, maka diusulkan suatu tandon air dengan ukuran 4x6x2 m3 sebagai tempat penyimpanan air dari sistem tadah hujan, sedangkan untuk mengendalikan penggunaan air saat melakukan penyiraman digunakan sistem irigasi tetes yang dikendalikan menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Selain menyediakan tandon air, pada kegiatan ini juga dibangun suatu surau di atas tandon dan toilet. Karena ketidak tersediaan sumber energi listrik, maka kegiatan ini juga menyediakan sumber energi terbarukan berupa energi panel surya. Sistem penyiraman dilakukan secara otomatis menggunakan sensor kelembaban tanah, jika kelembaban kurang dari 70% maka valve akan membuka sehingga air mengalir, sebaliknya jika kelembaban telah terpenuhi maka valve akan menutup. Adanya kegiatan ini, Mitra dapat melakukan penyiraman tanaman secara otomatis meskipun di musim kemarau, dan tanaman jeruk bisa berbuah dua kali dalam setahun
Read full abstract