Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Export
Sort by: Relevance
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Puskesmas Unter Iwes Kabupaten Sumbawa Besar

Latar belakang: Di Indonesia, masalah stunting juga menjadi perhatian pemerintah dalam upaya strategis untuk penanggulangan stunting. Prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada 2019 sebesar 36,4%. Dan prevalensi stunting di Kabupaten Sumbawa sebesar 29,7%. Angka ini masih di atas batas minimal yg ditetapkan WHO yaitu 20%. Tujuan: Tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Unter Iwes Kabupaten Sumbawa Besar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 81 responden. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dengan uji chi square menggunakan SPSS Version 23. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita stunting sebanyak 56 orang (69,1%) dan 25 orang (30,9%) tidak stunting. Balita yang BBLR p=0,525 tidak ada hubungan dengan stunting, sementara itu tingkat pendidikan ibu (p=0,000), riwayat penyakit infeksi (p=0,003), riwayat ASI eksklusif (p=0,000), asupan energi, protein dan zink (p=0,031; 0,004; 0,000) memiliki hubungan dengan stunting. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa tingkat Pendidikan ibu, penyakit infeksi, riwayat ASI Eksklusif, dan asupan energi, asupan protein, serta asupan zink merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Perlu adanya program yang terintegrasi dan multisektoral untuk membantu pendidikan ibu agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi terutama asupan gizi anak yang tercukupi, dan pemberian ASI eksklusif untuk menanggulangi kejadian stunting pada balita.

Read full abstract
Efektivitas Pemberian Minuman Elektrolit Berkarbohidrat Terhadap Kadar Ureum Darah Pada Atlet Dayung Nasional Laki-Laki

Latar Belakang: Latihan panjang akan menguras glikogen otot yang dapat diketahui dari peningkatan kadar ureum darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan performa pada latihan atau pertandingan berikutnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian minuman elektrolit berkarbohidrat dengan kandungan karbohidrat sebanyak 1 gr/kgBB dibandingkan 0,35 gr/kg BB terhadap penurunan kadar ureum darah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, bersifat single blind dengan rancangan silang pada 10 atlet dayung nasional laki-laki di Pelatnas Dayung Pangalengan. Minuman yang diberikan adalah minuman elektrolit dengan jumlah karbohidrat sebanyak 1 gr/kgBB pada kelompok perlakuan dan 0,35 gr/kgBB pada kelompok kontrol. Minuman tersebut diberikan segera setelah latihan dan dua jam berikutnya. Pengambilan sampel darah vena dilakukan untuk mengukur penurunan kadar ureum darah sebelum dan setelah pemberian minuman dengan alat Cobas C111. Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa penurunan kadar ureum darah lebih tinggi pada kelompok perlakuan yaitu sebesar 7,1% dibandingkan kelompok kontrol hanya sebesar 2,25%. Simpulan: Temuan ini menunjukkan bahwa pemberian minuman elektrolit berkarbohidrat dengan kandungan karbohidrat sebanyak 1 gr/kgBB efektif menurunkan kadar ureum darah.

Read full abstract
Risiko Obesitas pada Anak Akibat Konsumsi Fast Food dan Junk Food: Literature Review

Masa anak-anak merupakan periode emas dikarenakan pada usia tersebut proses tumbuh kembang anak sedang berlangsung dengan pesat. Pola makan yang baik dapat menjaga anak tetap sehat dan mencegah timbulnya penyakit malnutrisi seperti obesitas. Penyebab obesitas pada anak salah satunya yaitu kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) dan makanan rendah gizi (junk food). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai seberapa besar risiko obesitas yang ditimbulkan dari pola makan fast food dan junk food pada anak usia sekolah dasar. Penelitian ini menerapkan metode tinjauan literatur (literature review) dengan mengikuti pedoman PRISMA flowchart yang disesuaikan dengan tujuan penelitian serta menggunakan format PICO. Pencarian artikel dilakukan melalui database elektronik meliputi PubMed, Google Scholar, dan Garuda menggunakan kata kunci: “risiko obesitas”, “anak usia sekolah dasar”, “fast food”, dan “junk food”. Pencarian secara online ditemukan 961 artikel. Kemudian diterapkan kriteria eksklusi dan inklusi, sehingga diperoleh 11 artikel yang akan direview. Berdasarkan 11 artikel yang dianalisis, 10 artikel menunjukkan bahwa pola makan yang buruk, seperti konsumsi fast food dan junk food dengan frekuensi berlebih memiliki hubungan yang signifikan dalam menyebabkan obesitas pada anak usia sekolah dasar. Besar risiko mengalami obesitas pada anak yang sering mengkonsumsi fast food dan junk food paling tinggi sebesar 30,7 kali daripada anak-anak yang jarang mengkonsumsi dua jenis makanan tersebut.

Read full abstract
Formulasi Cendol Daun Kelor (Moringa Oleifera) sebagai Minuman Fungsional

Latar Belakang: Salah satu manfaat dari vitamin C (yang terdapat pada kelor) bagi tubuh yaitu untuk meningkatkan imunitas. Cendol adalah salah satu contoh minuman yang banyak digemari karena kenikmatannya. Peneliti ingin melakukan penelitian terkait minuman cendol daun kelor yang diharapkan dapat menjadi minuman alternatif untuk imunitas tubuh. Tujuan: Mengetahui formulasi cendol daun kelor terhadap mutu organoleptik, menganalisis vitamin, dan uji kandungan gizi pada cendol daun kelor. Metode: Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian eksperimental dengan desain RAL, dilakukan dengan tiga kali perlakuan dan 1 perlakuan produk pembanding dengan tiga kali pengulangan. Dengan uji yang dilakukan yaitu, uji organoleptik, uji vitamin C dan uji proksimat. Analisis SPSS yang digunakan yaitu menggunakan uji normalitas, dilanjutkan dengan uji Kruskall Wallis dan uji Mann- Whitney. Hasil: Uji mutu hedonik adanya perbedaan nyata pada warna, rasa dan tekstur,sementara tidak adanya perbedaan nyata pada aroma. Pada uji hedonik adanya perbedaan nyata pada warna, dan tekstur dan tidak adanya perbedaan nyata pada aroma dan rasa. Kadar vitamin C pada minuman cendol daun kelor tidak terdeteksi, tetapi cendol kelor memiliki kadar abu 0,53%, energi dan lemak 1,89 kcal/100 g, kadar lemak total 0,21%, kadar air 83,1%, energi total 66,51 kcal/100 g, protein 0,91%, karbohidrat 15,24%. Simpulan: Pada uji organoleptik adanya perbedaan nyata pada warna, rasa dan tekstur dalam uji mutu hedonik, sementara pada uji hedonik adanya perbedaan nyata pada warna dan tekstur. Tidak terdeteksinya vitamin C pada cendol daun kelor.

Read full abstract
Gambaran Karakteristik Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Ciracas Jakarta Timur Bulan Desember 2022

Latar Belakang: Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degenerative yang menyebabkan seseorang berbaring di tempat tidur dengan komplikasi yang serius, sering disebut sebagai 'silent disease' karena kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa mereka menderita osteoporosis sampai mereka mengalami fraktur. Berdasarkan Kemenkes RI, data populasi di Indonesia usia dibawah 70 tahun pada perempuan sebanyak 18-30% dan yang menderita osteoporosis rata-rata umur 50-59 tahun sebesar 24% sedangkan pada laki-laki usia 60-70 tahun sebesar 62%. Indeks massa tubuh merupakan salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya osteoporosis. Tujuan: Mengetahui gambaran karakterikstik lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Ciracas Jakarta Timur. Metode: Desain penelitian ini adalah Deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Data yang dikumpulkan adalah data primer, dengan teknik pengumpulan data, yaitu perhitungan indeks massa tubuh dan pengisian angket mengenai faktor risiko osteoporosis pada lansia dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden. Hasil: 35 orang (52,5%) berusia 60-69 tahun dan sebanyak 32 orang (47,8%) berusia ≥70 tahun. Untuk jenis kelamin 33 orang (49,3%)laki-laki dan 34 orang (50,7%) perempuan, untuk tingkat pendidikan 8 orang (11,9%) tidak sekolah, sebanyak 38 orang (56,7%) SD, sebanyak 8 orang (11,9%) SMP, sebanyak 10 orang (14,9%) SMA, dan sebanyak 3 orang (4,5%) Perguruan Tinggi. Berdasarkan risiko osteoporosis, 45 responden (67,2%) tidak berisiko mengalami osteoporosis. Indeks massa tubuh 36 responden (53,7%) normal, 13 responden (19,4%) underweight,8 responden (11,9%) obesitas 1,7 responden (10,4%) overweight, 3 responden (4,5%) obesitas 2. Simpulan: Terdapat 45 responden (67,2%) yang tidak berisiko mengalami osteoporosis dengan indeks massa tubuh berada di batas normal dan underweight.

Read full abstract
Analisis Determinan Kejadian Stunting di Wilayah Pesisir Danau Limboto

Latar Belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronik yang ditandai dengan tinggi badan dibawah standar menurut usia dengan indikator z score TB/U –2SD. Stunting dapat disebabkan oleh faktor langsung (pemberian makan dan infeksi) dan faktor tidak langsung (lingkungan dan sosial ekonomi). Tujuan: Untuk mengetahui faktor determinan kejadian stunting pada balita di wilayah pesisir Kota Gorontalo. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel secara accidental sampling hingga diperoleh 225 balita. Determinan kejadian stunting berupa karakteristik sosial ekonomi, sanitasi lingkungan, riwayat status kesehatan dan pemberian makan pada balita. Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai α = 0,05. Hasil: Studi menemukan sebanyak 49,8% balita mengalami status gizi stunting. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan (p value > 0,05) antara penghasilan kepala keluarga, penerimaan bantuan sosial, penggunaan jamban, kualitas air, riwayat pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan imunisasi dasar dengan kejadian stunting pada balita. Sementara berat lahir, panjang lahir, riwayat pengukuran status gizi dalam waktu 3 bulan terakhir yang diamati dari KMS balita, riwayat menderita sakit dalam 12 bulan terakhir berhubungan dengan kejadian stunting pada balita (p value > 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan berat dan panjang lahir, riwayat sakit dan pemantauan status gizi dengan kejadian stunting.

Read full abstract
Open Access
Formulasi Cookies dari Tepung Hati Ayam dan Tepung Kedelai Sebagai Makanan Sumber Zat Besi Pencegah Anemia Pada Remaja Putri

Latar Belakang: Salah satu masalah gizi yang membutuhkan perhatian khusus yaitu anemia. Prevalensi anemia di Indonesia terbilang cukup tinggi, berdasarkan data Riskesdas 2018 proporsi anemia pada perempuan yaitu sebesar 27,2%. Prevalensi remaja putri tahun 2018 yang mengalami anemia yaitu sebesar 48.9%. Untuk mencegah anemia menggunakan tepung hati ayam dan tepung kedelai dengan menghasilkan formula cookies diharapkan dapat menjadi langkah pencegahan dan perbaikan gizi anemia pada remaja putri. Tujuan: Tujuan penelitian yaitu untuk pengembangan produk melalui formulasi cookies dengan penambahan tepung hati ayam dan tepung kacang kedelai sebagai makanan yang berpotensi dalam pemenuhan zat besi bagi remaja putri untuk mencegah anemia. Metode: Jenis penelitian adalah eksperimental dengan desain penelitian Rancang Acak Lengkap (RAL) 1 kontrol dan 3 perlakuan serta pengolahan data menggunakan uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS). Formula terpilih adalah formula 3 (F3) dengan nilai 4,30 (suka). Hasil: Hasil analisis dengan uji Kruskal Wallis terdapat perbedaan mutu hedonik secara signifikan (p <0,05) pada parameter tekstur, aroma, rasa, dan kesukaan secara keseluruhan. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan yang nyata pada parameter warna (p> 0,05). Penambahan tepung hati ayam dan tepung kedelai memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tekstur, aroma, rasa, dan kesukaan secara keseluruhan.

Read full abstract
Open Access
Konsumsi Makanan Cepat Saji berhubungan dengan Dismenore Primer pada Remaja di Wilayah Urban

Latar Belakang: Remaja yang mengalami dismenore dapat mengganggu kegiatan hariannya yang kemudian menyebabkan remaja putri tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolahnya. Dampak jangka panjang dismenore juga dapat menyebabkan terjadinya sindrom ovarium polikistik jika tidak segera diatasi dengan baik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas sarapan, konsumsi makanan cepat saji, dan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore primer pada remaja usia 12 – 15 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan melibatkan 100 siswi SMP Budi Mulia Ciledug dan dilakukan di bulan Agustus tahun 2022, serta menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil: Hasil uji statistik didapatkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas sarapan (p-value 0,001), konsumsi makanan cepat saji (p-value 0,000), dan aktivitas fisik (p-value 0,002) terhadap kejadian dismenore primer di SMP Budi Mulia Ciledug. Simpulan: Simpulan yang didapatkan dari penelitian yaitu masih tingginya kejadian dismenore primer di SMP Budi Mulia Ciledug sebesar 81%, intensitas sarapan remaja jarang, konsumsi makanan cepat saji remaja tinggi, dan aktivitas fisik remaja rendah.

Read full abstract
Open Access