Year Year arrow
arrow-active-down-0
Publisher Publisher arrow
arrow-active-down-1
Journal
1
Journal arrow
arrow-active-down-2
Institution Institution arrow
arrow-active-down-3
Institution Country Institution Country arrow
arrow-active-down-4
Publication Type Publication Type arrow
arrow-active-down-5
Field Of Study Field Of Study arrow
arrow-active-down-6
Topics Topics arrow
arrow-active-down-7
Open Access Open Access arrow
arrow-active-down-8
Language Language arrow
arrow-active-down-9
Filter Icon Filter 1
Year Year arrow
arrow-active-down-0
Publisher Publisher arrow
arrow-active-down-1
Journal
1
Journal arrow
arrow-active-down-2
Institution Institution arrow
arrow-active-down-3
Institution Country Institution Country arrow
arrow-active-down-4
Publication Type Publication Type arrow
arrow-active-down-5
Field Of Study Field Of Study arrow
arrow-active-down-6
Topics Topics arrow
arrow-active-down-7
Open Access Open Access arrow
arrow-active-down-8
Language Language arrow
arrow-active-down-9
Filter Icon Filter 1
Export
Sort by: Relevance
  • Open Access Icon
  • Research Article
  • Cite Count Icon 3
  • 10.26874/kjif.v5i1.86
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI BEBERAPA MADU ASLI LEBAH ASAL INDONESIA TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
  • Aug 28, 2017
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Mira Andam Dewi + 2 more

ABSTRAK Bakteri yang resisten terhadap antibiotik menimbulkan ancaman serius, sehingga diperlukan obat alternatif untuk mengganti dengan beralih ke bahan alam yang ketersediaannya melimpah di Indonesia, salah satunya adalah madu. Madu “Manuka” dilaporkan efektif mengatasi infeksi kulit yang sudah resisten terhadap antibiotik serta efektif untuk gangguan pencernaan, sehingga fakta tersebut telah mendorong dilakukannya penelitian untuk menguji dan membuktikan efek antibakteri madu jenis lainnya. Pada penelitian ini, enam madu asli lebah, asal Indonesia diuji aktivitas antibakterinya terhadap strain Staphylococcus aureus mewakili golongan bakteri Gram positif dan strain Escherichia coli mewakili golongan bakteri Gram negatif. Diawali pengumpulan dan penyiapan enam sampel madu uji, kemudian diuji secara organoleptik dan uji fisikokimia untuk menentukan mutu dari madu, meliputi uji aktivitas enzim diastase, hidroksimetilfurfural (HMF) dan kadar air yang dilakukan untuk menguji apakah madu yang diuji asli asal lebah dan dalam kualitas yang baik. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri madu asli lebah tersebut terhadap bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan yang diwakili oleh Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri Gram positif dan bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan yang diwakili oleh Escherichia coli yang merupakan bakteri Gram negatif, menggunakan metode difusi agar perforasi. Uji organoleptik yang dilakukan terhadap enam sampel madu asli lebah, asal Indonesia (S1, S2, S3, S4, S5, S6) memberikan hasil yang memenuhi persyaratan mutu madu yang baik. Hasil pengujian enzim diastase dan uji kadar air memenuhi persyaratan SNI 3545:2013 tentang madu. Hasil uji HMF tidak memenuhi syarat, pada sampel S1 dan S6 karena HMF melebihi kadar yang dipersyaratkan. Sampel S1 dan S6 memberikan kadar HMF berturut-turut 62,22 mg/kg dan 50,97 mg/kg, sehingga tidak memenuhi persyaratan kadar HMF maksimum 50% b/b. Uji aktivitas antibakteri madu dengan konsentrasi 100% terhadap bakteri Staphylococcus aureus memberikan diameter hambat 21,33 mm pada sampel S4, menunjukkan kategori antibakteri sangat kuat, karena masuk dalam kisaran 20-35 mm, sedangkan pengujian terhadap bakteri Escherichia coli pada sampel S4 memberikan diameter hambat 19,67 mm termasuk kategori antibakteri kuat karena masuk dalam kisaran 10-20 mm. Kata kunci : Madu, uji aktivitas antibakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, metode difusi agar perforasi, HMF

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • Cite Count Icon 2
  • 10.26874/kjif.v5i1.81
EFEKTIFITAS GEL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) PADA PERAWATAN PERIODONTITIS KRONIS
  • Aug 28, 2017
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Atia Nurul Sidiqa + 1 more

ABSTRAK Periodontitis merupakan penyakit jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh bakteri patogen yang terdapat dalam plak gigi. Eliminasi bakteri plak dapat dilakukan secara mekanis, ataupun dikombinasikan dengan bahan kemoterapeutik yang pemberiannya dapat secara lokal maupun sistemik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gel daun sirih merah ( Piper crocatum ) sebagai terapi tambahan dari skeling dan penghalusan akar pada perawatan periodontitis kronis. Penelitian ini bersifat randomized controlled trial, single blind, split mouth dengan metode sebelum dan sesudah perawatan. Delapan belas orang penderita periodontitis kronis, berusia 30-62 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan membagi rahang subyek menjadi 2 sisi, yaitu sisi uji dan sisi kontrol. Kedua sisi diberikan perawatan skeling dan penghalusan akar, dengan sisi uji diberi tambahan aplikasi topikal gel daun sirih merah. Evaluasi parameter klinis (kedalaman poket dan perdarahan gingiva) dilakukan 1 bulan paska perawatan. Data dianalisa secara statistik menggunakan uji t berpasangan untuk perbandingan sebelum dan sesudah perawatan pada masing-masing sisi, serta uji t tidak berpasangan untuk membandingkan sisi uji dan sisi kontrol. Terdapat perbaikan seluruh parameter klinis di semua permukaan pada kedua sisi dengan permukaan distobukal sisi uji menunjukkan rata-rata perbaikan paling besar, yaitu masing-masing sebesar 43,7% periodontal probe depth (PPD) dan 92,3% bleeding on probing (BOP). Kesimpulanna bahwa aplikasi topikal gel daun sirih merah pada penderita periodontitis kronis dapat mengurangi kedalaman poket dan perdarahan gingiva. Kata Kunci: gel daun sirih merah; periodontitis kronis; skeling; penghalusan akar. ABSTRACT Periodontitis is a disease of the supporting tissues of the teeth caused by pathogenic bacterial plaque. Elimination of bacterial plaque can be done mechanically, or in combination with chemotherapeutic agents that can use locally or systemically. The purpose of this study was to determine the effect of red betel leaf (Piper crocatum) gel as adjunctive therapy of scaling and root planing in the treatment of chronic periodontitis. This study is a randomized control trial, single-blind, split mouth method before and after treatment. Eighty patients with chronic periodontitis, aged 30-62 years participated in the study. The study was conducted by dividing the subjects into 2 sides of the jaw, test side and control side. Both sides were treated scaling and root planing, with the test side given an additional topical application of red betel leaf gel. Evaluation of clinical parameters (pocket depth and gingival bleeding) was performed 1 month after treatment. The data were statistically analyzed using the paired t test for comparison before and after treatment on each side, and the unpaired t test to compare the test side and the control side. There is an improvement of all parameters in both two side whereas distobuccal test side shows average greatest improvement for all clinical parameters, each 43,7% (PPD) and 92,3% (BOP). Topical application of red betel leaf gel in patients with chronic periodontitis can reduced pocket depth, increasing the epithelial attachment, and reduces gingival bleeding. Keywords: Red betel leaf gel, topical applications, scaling and root planing, chronic periodontitis.

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • 10.26874/kjif.v5i1.84
EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPT PUSKESMAS PUTER
  • Aug 28, 2017
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Oskar Skarayadi + 2 more

ABSTRAK Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Di Kota Bandung hipertensi merupakan penyebab kematian terbanyak yaitu sebesar 23% sesuai data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada pengukuran berulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya medik langsung dan menganalisis obat antihipertensi yang cost-effective bagi pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Puter pada Bulan Oktober sampai Desember 2016 Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental dengan rancangan deskriptif. Data yang diambil merupakan data retrospektif yang dilakukan di Puskesmas Puter berdasarkan data rekam medis pasien rawat jalan. Data yang diambil untuk analisis efektifitas biaya adalah data efektifitas terapi antihipertensi dan biaya medik langsung.Metode yang digunakan yaitu metode Cost-effectiveness analysis (CEA). Efektivitas pengobatan pasien lansia umum adalah 50% dan pasien lansia prolanis adalah 96.67%. Didapatkan nilai ACER pasien lansia umum adalah Rp.60 dan nilai ACER dari pasien lansia prolanis adalah Rp.632,7, sedangkan nilai ICERnya Rp. 124.965 Kata kunci : Hipertensi, antihipertensi oral, efektivitas-biaya, UPT Puskesmas Puter

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • Cite Count Icon 3
  • 10.26874/kjif.v5i1.116
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN DI APOTEK KIMIA FARMA GATOT SUBROTO BANDUNG
  • Aug 28, 2017
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Made Pasek Narendra + 3 more

ABSTRAK Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian yang tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan yang berbeda akan memberikan dampak yang sangat berarti bagi suatu apotek. Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pelayanan kefarmasian di apotek adalah dengan studi kepuasan pelanggan.Kepuasan tercapai apabila jasa dan produk yang dipilih dapat memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui atribut dari seluruh dimensi kualitas pelayanan dan memilih yang mana yang akan diprioritaskan untuk memperbaiki layanan di Apotek Kimia Farma Gatot Subroto Bandung. Penelitian menggunakan metode cross sectional dengan pengambilan sampel secara purposive sampling terhadap 50 orang pasien yang membeli resep dan Upaya pengobatan Diri Sendiri (UPDS) di Apotek Kimia Farma Gatot Subroto Bandung. Skala Likert digunakan sebagai instrumen penelitiaan.Tingkat kepuasan pelanggan diukur menggunakan model SERVQUAL ( Service Quality ) terhadap 5 dimensi kualitas layanan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Dimensi yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi adalah dimensi responsiveness (kesenjangan -0,244 atau tingkat kepuasan 94,58 %); atribut yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi adalah karyawan mengucapkan selamat datang di Apotek Kimia Farma saat konsumen memasuki apotek (kesenjangan -0,092 atau tingkat kepuasan (97,87 %). Dimensi assurance merupakan dimensi yang paling memerlukan perbaikan karena tingkat kesesuaiannya terendah diantara yang lain yaitu 88,045 % dengan nilai kesenjagan -0,552. Dari seluruh dimensi atribut yang menjadi prioritas utama yang perlu diperbaiki adalah pada dimensi 4 assurance yaitu obat yang dibutuhkan oleh konsumen selalu tersedia di apotek dengan gap (-1,000) dan tingkat kesesuaian 78,11%). Atribut yang terpetakan pada diagram Kartesius terbanyak adalah pada kuadran II yang menunjukkan kualitas layanan Apotek Kimia Farma Gatot Subroto menunjukkan cukup baik. Kata kunci : Apotek, dimensi kualitas layanan, kepuasan pelanggan

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • 10.26874/kjif.v5i1.88
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR KAYU AKWAY (Drymis piperita Hook. f.) PADA PERTUMBUHAN Plasmodium falciparum PENYEBAB MALARIA
  • Aug 28, 2017
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Faizal Hermanto + 1 more

ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu daerah endemik malaria. Resistensi obat malaria menjadi salah satu masalah dalam pengobatan malaria, oleh karen itu diperlukan pencarian obat malaria baru. Kulit kayu akway (Drimys piperita Hook. f) secara empiris digunakan oleh Suku Sogb Manokwari Papua sebagai antimalaria dan afrodisiaka. Penelitian ini diawali dengan proses pembuatan ekstrak air kulit kayu akway dengan metode perebusan menggunakan pelarut air suling. Pengujian aktivitas antimalaria menggunakan Plasmodium falciparum 3D7 secara in vitro. Ekstrak air kulit kayu akway menunjukan aktivitas antimalaria yang baik dengan nilai IC 50 sebesar 0,013 µg/mL. Kata kunci : Akway, Drimys piperita Hook. f., Antimalaria, Plasmodium falciparum ABSTRACT Indonesia is one of malaria endemic areas. Malaria drug resistance is one of the problems in malaria treatment, therefore it is necessary to search for new malaria drugs. Drimys piperita stem bark is empirically used by the Sogb tribe, Manokwari Papua as antimalarial and aphrodisiac. This research begins made water extract of Drimys piperita stem bark by boiling method using distilled water as solvent. Testing of antimalarial activity using Plasmodium falciparum 3D7 in vitro. water extract of Drimys piperita stem bark showed good antimalarial activity with IC 50 value of 0,013 μg / mL. Keywords : Drimys piperita stem bark, Antimalarial, Plasmodium falciparum

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • 10.26874/kjif.v5i1.87
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN KARUK (Piper sarmentosum Roxb.) TERHADAP Streptococcus mutans DAN Candida albicans
  • Aug 28, 2017
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Vina Septiani + 2 more

ABSTRAK Penggunaan antibiotik dengan intensitas yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, menjadi potensi besar bagi pengembangan obat-obatan dari tanaman, termasuk tanaman yang berkhasiat sebagai antimikroba. Salah satu tanaman tersebut adalah karuk (Piper sarmentosum Roxb.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol daun karuk (Piper sarmentosum Roxb.) terhadap Streptococcus mutans dan Candida albicans. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi agar perforasi dan metode mikrodilusi. Hasil menunjukkan dari 3 konsentrasi ekstrak uji, konsentrasi ekstrak etanol daun karuk 80% menghasilkan diameter hambat terbesar terhadap Streptococcus mutans dan Candida albicans yaitu 19,87 mm dan 15,13 mm. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol daun karuk terhadap Streptococcus mutans sebesar 4096 µg/mL, sedangkan KHM tetrasiklin sebesar 256 µg/mL. Nilai KHM ekstrak etanol daun karuk terhadap Candida albicans sebesar 4096 µg/mL, sedangkan KHM ketokonazol sebesar 100 µg/mL. Kata kunci : Antimikroba, Daun Karuk (Piper sarmentosum Roxb.), Streptococcus mutans, Candida albicans ABSTRACT The use of antibiotics with relatively high intensity raises variety of problems and is a global threat to health, especially of bacterial resistance to antibiotics. Indonesia is rich in biodiversity, being a huge potential for development of medicines from plants, including plants that are useful as antimicrobials. One of that plants is karuk (Piper sarmentosum Roxb.). The aim of this research was to study antimicrobial activity of ethanolic extract from karuk leaf against Streptococcus mutans dan Candida albicans. Extraction was done by maceration method using ethanol 96% as solvent. Antimicrobial activity test was done by agar diffusion method and microdilution method. The result showed that among 3 concentration of testesd extract, extract concentrations 80% produce the biggest inhibition diameter 19,87 mm and 15,13 mm. The minimum inhibitory concentration (MIC) of ethanolic extract from karuk leaf against Streptococcus mutans was 4096 µg/mL, while MIC of tetracycline was 8 µg/mL. MIC value of ethanolic extract from karuk leaf against Candida albicans was 4096 µg/mL, while MIC of ketokonazole was 100 µg/mL. Keywords : Antimicrobial, Karuk Leaf (Piper sarmentosum Roxb.), Streptococcus mutans, Candida albicans

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • Cite Count Icon 2
  • 10.26874/kjif.v5i1.83
KEMAMPUAN Aspergillus wentii DALAM MENGHASILKAN ASAM SITRAT
  • Aug 28, 2017
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Ririn Puspadewi + 2 more

ABSTRAK Kegunaan asam sitrat dalam industri makanan, minuman dan farmasi sangat besar salah satunya adalah sebagai pengawet. Beberapa mikroorganisme diketahui dapat menghasilkan asam sitrat melalui proses fermentasi, diantaranya adalah Aspergillus wentii dengan memanfaatkan glukosa yang berasal dari karbohidrat sebagai bahan utama. Berdasarkan hal ini maka telah dilakukan penelitian untuk melihat kemampuan Aspergillus wentii dalam menghasilkan asam sitrat dengan menggunakan kulit singkong sebagai sumber karbohidrat. Hasil fermentasi antara Aspergillus wentii dan kulit singkong dilakukan uji keberadaan asam sitrat secara reaksi kimia. Untuk mengetahui jumlah asam sitrat yang dihasilkan digunakan spektrofotometer UV-Vis. Analisis kualitatif menunjukan bahwa supernatan hasil fermentasi mengandung asam sitrat. Secara kuantitatif asam sitrat dapat dihasilkan pada masa inkubasi selama enam hari sebesar 0,312 % b/v. Kata Kunci : Asam sitrat, Aspergillus wentii , fermentasi, kulit singkong. ABSTRACT The usef of citric acid in the food, beverage and pharmaceutical industries is wide, one of them is as a preservative. Some microorganisms are known to produce citric acid through the fermentation process, such as Aspergillus wentii. Aspergillus wentii uses carbohydrate as glucose source in fermantation.This research is conducted toevaluate the ability of Aspergillus wentii to produced citric acid using cassavaskin as carbohydrate. The level of citric acid is tested using UV-Vis spectrophotometer. The result showed that citric acid is found in supernatant. Optimal incubation of fermentationis in six days and the level of citricacid is 0,312 % b/v Keywords : citric acid, Aspergillus wentii, fermentation, cassava skin

  • Open Access Icon
  • Journal Issue
  • 10.26874/kjif.v5i1
  • Jun 23, 2017
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • 10.26874/kjif.v4i2.61
ANALISIS MASALAH TERKAIT OBAT PADA PASIEN LANJUT USIA PENDERITA OSTEOARTRITIS DI POLI ORTOPEDI DI SALAH SATU RUMAH SAKIT DI BANDUNG
  • Dec 28, 2016
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Ani Anggriani + 2 more

ABSTRAK Osteoartritis (OA) adalah penyakit nyeri sendi yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab kecacatan, terutama pada usia lanjut. Masalah medis yang kompleks yang umumnya ditemui pada pasien lanjut usia, menyebabkan golongan usia ini rentan terhadap timbulnya masalah-masalah yang berkaitan dengan obat yang dapat mempengaruhi hasil terapi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menilai kejadian masalah terkait obat pada pasien lanjut usia penderita osteoartritis. Penelitian ini bersifat deskriptif, meliputi penetapan kriteria pasien, penetapan kriteria obat, kriteria penggunaan obat, pengumpulan data dari rekam medik secara retrospektif, dan analisa data. Hasil penelitian ditemukan jumlah pasien osteoartritis adalah 34 pasien, pasien terbanyak adalah perempuan sebesar 70.6 %. Jumlah pasien berdasarkan penggunaan obat terbanyak adalah golongan NSAID yaitu natrium diklofenak sebanyak 58.8 %. Masalah terkait obat yang terjadi adalah adanya potensi interaksi obat antara obat golongan NSAID (Diklofenak, AsamMefenamat) terhadap obat golongan H-2 bloker (Ranitidin) yaitu 11.7%. Kata kunci : Masalah Terkait Obat, Lanjut Usia, Osteoartritis ABSTRACT Osteoarthritis (OA) is a disease of joint pain is most commonly found and the cause of disability, especially in the elderly. Complex medical problems commonly seen in elderly patients, causing this age group is vulnerable to the onset of the problems related to drugs use (Drug Related Problems) which may affect the outcome of therapy. The purpose of this study is to identify and assess the incidence of Drug Related Problems in elderly patients of osteoarthritis. The study was descriptive, covering the establishment of criteria for patients, criteria of drugs, drug use criteria, collecting data from medical records retrospectively, and data analysis. The research found the number of patients with osteoarthritis is 34, women 70.6%. The number of patients is based on the use of drugs is the highest class of NSAIDs is diclofenac sodium as much as 58.8%. DRPs is happening is the potential for drug interactions between drugs known as NSAIDs (Diclofenac, Mefenamic Acid) to the class of drugs H-2 blockers (Ranitidine) is 11.7%. Keywords : Drug related problems (DRPs) , the elderly, osteoarthritis

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • Cite Count Icon 1
  • 10.26874/kjif.v4i2.64
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis L) SEBAGAI BAHAN AKTIF PEMBUATAN SEDIAAN KRIM TABIR SURYA
  • Dec 28, 2016
  • Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi
  • Titta Hartyana Sutarna + 2 more

ABSTRACT Senyawa yang mampu menghambat oksidasi molekul lain adalah senyawa antioksidan. Daun teh hijau dikenal sebagai tanaman yang mengandung senyawa katekin. Senyawa katekin diketahui merupakan antioksidan. Dari penelitian yang dilakukan, daun teh hijau diketahui memiliki IC50 sebesar 3,17µg/mL. Penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan daun teh hijau sebagai zat aktif dalam sediaan krim antioksidan. Dibuat 4 Formulasi sediaan krim antioksidan yaitu F0 yang berisi basis krim tanpa ekstrak daun teh hijau dan F1, F2 serta F3 yang masing-masing berisi 0,5%; 1% dan 5%. Evaluasi sediaan meliputi pemeriksaan organoleptis, pengukuran pH, viskositas dan stabilitas antioksidan selama penyimpanan 28 hari. Hasil menunjukkan baik F0, F1, F2 maupun F3 tidak mengalami perubahan secara organoleptis, pengukuran pH dan viskositas dapat dikatakan stabil. Hasil pengukuran persen peredaman pada formulasi F0, F1,F2 dan F3 pada hari ke 28 menunjukkan nilai persen peredaman masing-masing yaitu 50,44%; 88,92%; 92,86%; 94,46%. Kata Kunci: Camellia sinensis L , Ekstrak daun Teh Hijau, krim, antioksidan.