Year Year arrow
arrow-active-down-0
Publisher Publisher arrow
arrow-active-down-1
Journal
1
Journal arrow
arrow-active-down-2
Institution Institution arrow
arrow-active-down-3
Institution Country Institution Country arrow
arrow-active-down-4
Publication Type Publication Type arrow
arrow-active-down-5
Field Of Study Field Of Study arrow
arrow-active-down-6
Topics Topics arrow
arrow-active-down-7
Open Access Open Access arrow
arrow-active-down-8
Language Language arrow
arrow-active-down-9
Filter Icon Filter 1
Year Year arrow
arrow-active-down-0
Publisher Publisher arrow
arrow-active-down-1
Journal
1
Journal arrow
arrow-active-down-2
Institution Institution arrow
arrow-active-down-3
Institution Country Institution Country arrow
arrow-active-down-4
Publication Type Publication Type arrow
arrow-active-down-5
Field Of Study Field Of Study arrow
arrow-active-down-6
Topics Topics arrow
arrow-active-down-7
Open Access Open Access arrow
arrow-active-down-8
Language Language arrow
arrow-active-down-9
Filter Icon Filter 1
Export
Sort by: Relevance
  • Research Article
  • 10.32795/ds.v24i1.5944
PANIWAK DEWASA SEBAGAI PENENTU DEWASA AYU DI DESA ADAT SELULUNG
  • May 8, 2024
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • I Nyoman Ranem + 2 more

The phenomenon that occurs in the Selulung Traditional Village, even though technological developments have spread and become evenly distributed in society in the understanding of dewasa ayu through print and digital media, is that the system for determining dewasa ayu still uses the intermediary of paniwak dewasa (wariga practitioners) through the nunas dewasa tradition. This research aims to analyze and find the reasons why people in the Selulung Traditional Village still use paniwak dewasa in determining dewasa ayu. This research uses qualitative research. The research location in this study is located in Selulung Traditional Village, Kintamani District, Bangli Regency. The technique for determining informants uses purposive sampling technique. The instrument in this research is the researcher himself with research tools such as interview guides, notes, recording devices (cellphones), cameras. Data collection techniques were carried out using observation, in-depth interviews, documentation studies, and literature studies. The data analysis technique is carried out with the stages of data collection, data reduction, data presentation, and data processing which ends with verification and proof. The results of the research show that determining dewasa ayu cannot necessarily be done personally by those who will carry out an activity, but they will ask for guidance from someone who is considered an expert or qualified in their field, which they call the paniwak dewasa.

  • Research Article
  • 10.32795/ds.v24i1.5962
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA TRADISI MALAM SATU SURO
  • May 8, 2024
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Kholivia Agustin Ningsih + 1 more

The combination of Islamic teachings and Javanese cultural behavior has become an interesting phenomenon for research. This is driven by the strength of the Javanese people in maintaining traditions. This research looks at the other side of this tradition, especially the suroan tradition in the people of Tambung Village, Pademawu District, Pamekasan Regency. The aim of this research is to determine the process of implementing the malam satu suro tradition and the values of Islamic education in the malam satu suro tradition in Tambung Village. The research method used is a qualitative method. The research subjects were taken from people who were directly involved and took an active part in following the malam satu suro tradition. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation. The results of this research are the process of implementing the Malam Satu Suro tradition, namely: prayer beads, reading Qs. Yasin three times, dhikr together, torchlight parade, tadarus, and eating together. The values of Islamic education in the Malam Satu Suro tradition are the value of i'tiqodiyah education, the value of amaliyah education, and the value of khuluqiyah education.

  • Journal Issue
  • 10.32795/ds.v24i1
  • May 8, 2024
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan

  • Research Article
  • 10.32795/ds.v23i2.4899
SENI RUPA SEBAGAI MEDIA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA BATUBULAN KANGIN
  • Oct 27, 2023
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • I Wayan Arissusila + 2 more

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini justru belum banyak mendapat perhatian. Saat ini, pendidikan usia dini baru diperoleh sebagian kecil anak di Indonesia. Artikel ini berupaya mengkaji beberapa isu yang berkaitan dengan bentuk, proses dan kendala penerapan seni rupa sebagai media dalam pendidikan anak usia dini di Desa Batubulan Kangin. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, kepustakaan dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode kualitatif melalui langkah-langkah reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme simbolik, belajar behavioristik dan teori perkembangan kognitif. Hasilnya berupa yakni bentuk penerapan seni rupa sebagai media dalam pendidikan anak usia dini di Desa Batubulan Kangin adalah media pembelajaran seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Proses pembelajaran seni rupa sebagai media dalam pendidikan anak usia dini di Desa Batubulan Kangin yaitu pembelajaran melalui bermain dan kreativitas. Kendala penerapan seni rupa sebagai media dalam pendidikan anak usia dini di Desa Batubulan Kangin adalah perkembangan kognitif dan motivasi intrinsik anak yang lemah.

  • Research Article
  • 10.32795/ds.v23i2.4838
NILAI-NILAI BUDDHIS DALAM TRADISI MUJA WALI DI DUSUN JILIMAN IRENG TEBANGO KABUPATEN LOMBOK UTARA
  • Oct 27, 2023
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Dani Devia Utami + 2 more

Keragaman Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis atau kelompok suku bangsa menjadikannya sebagai Negara yang kaya akan budaya, bahasa, dan tradisi. Keberagaman yang dimiliki Indonesia dapat dijumpai di berbagai daerah, salah satunya yaitu di pulau Lombok tepatnya di Dusun Jiliman Ireng, Tebango. Masyarakat di Dusun Jiliman Ireng, Tebango memiliki salah satu tradisi yang masih dijaga dan dipertahankan sampai saat ini yaitu tradisi Muja Wali. Tradisi Muja Wali merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur terhadap para leluhur atas berkah yang diperoleh. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai-nilai Buddhis yang terkandung dalam tradisi Muja Wali di Dusun Jiliman Ireng, Tebango, Kabupaten Lombok Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian diambil dari orang-orang yang terjun langsung dan berperan aktif dalam mengikuti tradisi Muja Wali. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat beberapa proses yang dilakukan dalam pelaksanaan tradisi Muja Wali yaitu Gundem, Pemarekan, Pelangehan, Sorak Siu, Unggah Sesaji, dan Pamitan. Selain itu, tradisi Muja Wali memiliki nilai-nilai Buddhis yaitu dalam pelaksanaannya para pemangku membacakan paritta-paritta yang ditujukan untuk para leluhur. Kemudian terdapat dalam Sigalovada Sutta, dan Manggala Sutta.

  • Journal Issue
  • 10.32795/ds.v23i2
  • Oct 27, 2023
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan

  • Research Article
  • 10.32795/ds.v23i2.4892
IMPLEMENTASI NILAI NILAI MORAL SEBAGAI BENTENG DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BERMASYARAKAT PADA ERA MODERN
  • Oct 27, 2023
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Sapardi *

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang sangat pesat pada era modern sekarang ini. Pemanfaatan IPTEK bagaikan pisau bermata dua dan menjadi tantangan dalam kehidupan masyarakat di era modern. Bagaimanakah peran benteng nilai-nilai moral Buddhis pada era modern dalam kehidupan masyarakat? Implementasi benteng nilai-nilai moral buddhis bertujuan agar masyarakat memiliki kesiapan mental dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan di masyarakat dalam pengendalian diri, membangun harmonisasi dan sebagainya. Pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif mengumpulkan data-data berupa teks, kata-kata, simbol, gambar, walaupun demikan juga dapat dimungkinkan data-data bersifat kuantitatif. Hasil kajian ini adalah bahwa jika masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai moral buddhis dalam kehidupan sosial masyarakat maka akan berdampak positif. Atau sebaliknya jika tidak mampu menerapkan justru akan membawa kehancuran. Pada satu sisi IPTEK memberikan kemudahan-kemudahan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh manusia di seluruh dunia. Namun pada sisi dapat menjadi sebab kehancuran.

  • Research Article
  • 10.32795/ds.v23i2.4836
SEJARAH DAN KONSEP RELIGIUSITAS GERAKAN MASYARAKAT KESADARAN KRISHNA INTERNASIONAL
  • Oct 27, 2023
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Satria Adhitama

Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam bagaimana ajaran Hare Krishna atau Gerakan Masyarakat Kesadaran Krishna Internasional (International Society For Krishna Consciousness/ISKCON). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data studi pustaka dan wawancara secara mendalam. ISKCON adalah gerakan keagamaan berbasis kitab suci Veda yang didirikan di luar India tepatnya Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Konsep Religiusitas Gerakan Hare Krishna atau ISKCON dapat dilihat dari tattwa atau filsafat ajaran Hare Krishna yaitu Acintya Bedha-Abheda Tattwa yang bermakna beda dan sama pada saat yang sama, demikian kebenaran adalah melampui akal manusia. Selain itu terdapat ajaran susila etika yang ditekankan oleh kelompok Hare Krishna yaitu prinsip-prinsip dharma dan prinsip-prinsip adharma. Terdapat juga tuntunan bagi penganut Hare Krishna untuk melakukan pelayanan kepada Tuhan, delapan instruksi kepada jemaat Hare Krishna yang dikenal dengan Siksha Asthakam, berbagai macam upacara pemujaan serta ritual, pengucapan mahamantra yang dilakukan secara berulang dan beramai-ramai, serta konsep religiusitas jemaat Hare Krishna juga bisa dilihat dari bagaimana seorang jemaat mencintai Sri Krishna (Lima Rasa Cinta Rohani kepada Krishna).

  • Research Article
  • 10.32795/ds.v23i2.4891
NILAI ESTETIKA TOPENG OGOH OGOH DEWI KADRU BERBAHAN DASAR SAMPAH KARDUS
  • Oct 27, 2023
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • I Putu Karsana

Persoalan sampah merupakan persoalan yang saat ini menjadi masalah bersama dalam kehidupan saat ini. Terdapat berbagai jenis limbah, baik organik maupun anorganik. Ada sampah yang dapat terurai secara cepat dan ada pula yang membutuhkan waktu lama untuk bisa terurai oleh alam. Salah satu sampah organik yang sangat banyak dijumpai dikehidupan sehari hari adalah sampah kardus. Salah satu usaha untuk menanggulangi sampah kardus adalah dengan pendekatan seni melalui penciptaan karya seni daur ulang. Karya seni daur ulang adalah penciptaan karya dengan basis material yang dapat diolah kembali. Penelitian ini akan mengkaji nilai estetika pada karya seni rupa, khususnya topeng ogoh ogoh tokoh berwujud Dewi Kadru yang dibuat dengan sentuhan kreatifitas berupa pemanfaatan limbah kardus sebagai material utama. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode observasi dan studi kepustakaan. Metode observasi digunakan dalam pencarian data untuk mengetahui visual tokoh Dewi Kadru, proses penciptaan topeng ogoh-ogoh dan nilai estetika yang terkandung didalamnya. Studi kepustakaan digunakan untuk menentukan teori estetika yang akan digunakan untuk mengkaji karya seni tersebut. Teori estetika yang digunakan untuk mengkaji objek penelitian ini adalah estetika objektif. Dalam estetika objektif, kajian aspek estetik akan bersandar dan berfokus pada aspek visual sebuah karya seni dalam hal ini topeng ogoh-ogoh Dewi Kadru.

  • Research Article
  • 10.32795/ds.v23i2.4894
ARAK SEBAGAI PERMENTASI MINUMAN LOKAL DAN FUNGSI KULTURAL BAGI MASYARAKAT BALI
  • Oct 27, 2023
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • I Made Sumarja + 1 more

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arak sebagai minuman permentasi lokal. Di samping itu ingin mengetahui fungsi dan simbolis arak dalam tradisi masyarakat Bali. Penelitian bersifat kualitatif. Pendekatan etnografi dan cara pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pustaka. Data dianalisis sesuai tingkat kepentingan dan selanjutnya di interpretasi. Dalam pembahasan menjelaskan bahwa minuman prementasi arak telah dibuat sejak dulu oleh penutur Austronesia yang lebih dominan dalam bercocok tanam menghasilkan inovasi dan memunculkan permentasi minuman salah satunya adalah arak. Hingga kini masyarakat agraris di pedesaan terlebih di pegunungan, banyak yang mengolah pohon kelapa di ambil niranya menjadi bahan arak. Kegiatan produksi permentasi arak yang secara turun-temurun ini telah berkembang menjadi bahan untuk berbagai fungsi tidak hanya diminum namun juga untuk kelengkapan bahan upacara religi. Fungsi lain yakni sebagai bahan pengobatan tradisional. Arak kini telah bertransformasi di mana arak menjadi simbol identitas kultural.