Year Year arrow
arrow-active-down-0
Publisher Publisher arrow
arrow-active-down-1
Journal
1
Journal arrow
arrow-active-down-2
Institution Institution arrow
arrow-active-down-3
Institution Country Institution Country arrow
arrow-active-down-4
Publication Type Publication Type arrow
arrow-active-down-5
Field Of Study Field Of Study arrow
arrow-active-down-6
Topics Topics arrow
arrow-active-down-7
Open Access Open Access arrow
arrow-active-down-8
Language Language arrow
arrow-active-down-9
Filter Icon Filter 1
Year Year arrow
arrow-active-down-0
Publisher Publisher arrow
arrow-active-down-1
Journal
1
Journal arrow
arrow-active-down-2
Institution Institution arrow
arrow-active-down-3
Institution Country Institution Country arrow
arrow-active-down-4
Publication Type Publication Type arrow
arrow-active-down-5
Field Of Study Field Of Study arrow
arrow-active-down-6
Topics Topics arrow
arrow-active-down-7
Open Access Open Access arrow
arrow-active-down-8
Language Language arrow
arrow-active-down-9
Filter Icon Filter 1
Export
Sort by: Relevance
  • Research Article
  • 10.32795/ds.v25i1.7503
METODE PEMBELAJARAN SENI TARI PUSPANJALI PADA ANAK DISABILITAS TIPE B DI SLB N 1 TABANAN
  • May 31, 2025
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Ni Nyoman Wahyu Adi Gotama + 2 more

Bali terkenal dengan beragam kebudayaan, salah satunya adalah tari Bali. Salah satu fungsi seni tari adalah sebagai media edukasi membentuk kepribadian. Fungsi seni tari Bali sebagai media pembentukan kepribadian juga diterapkan bagi anak disabilitas. Kendalanya saat ini adalah masih sangat minim sekali pengetahuan pendidik tentang metode yang tepat untuk dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran seni tari pada anak disabilitas. Guna menjawab hal tersebut guru pendidikan seni budaya di SLB N 1 Tabanan mengembangkan sebuah metode isyarat gerak tangan untuk pembelajaran seni Tari Puspanjali pada Anak disabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengkajian terhadap landasan penting dalam mengembangkan metode isyarat gerak tangan tersebut, bentuk metode isyarat tangan, serta bagaimana implikasi dalam penerapan metode isyarat gerak tangan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sehingga data yang dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan landasan pengembangan metode pembelajaran seni tari puspanjali di SLB N 1 Tabanan adalah melihat faktor yang berkaitan dengan proses pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, peserta didik dan fasilitas. Bentuk dari metode pola tangan tersebut adalah rangkaian simbol yang menggunakan tangan sebagai bahasa isyarat, sedangkan implikasinya adalah keikutsertaan peserta didik dalam pelestarian budaya, efektifitas watu pembelajaran dan meningkatnya kepercayaan diri peserta didik. Kesimpulannya metode pembelajaran seni tari puspanjali dengan isyarat tangan sangat membantu dalam meningkatkan keterampilan.

  • Research Article
  • 10.32795/ds.v25i1.7519
PRAKTIK DISKRIMINASI RASIAL MAHASISWA PAPUA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA
  • May 31, 2025
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Tania Puti Khansa + 5 more

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik diskriminasi rasial yang dari perspektif budaya. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) terhadap lima artikel penelitian yang relevan. Hasil penelitian menemukan bahwa diskriminasi terhadap mahasiswa Papua muncul akibat kurangnya pemahaman budaya, stereotip negatif, dan ketidaksetaraan sosial. Bentuk diskriminasi yang diidentifikasi mencakup penolakan tempat tinggal, kekerasan verbal, pengucilan sosial, hingga perlakuan diskriminatif oleh aparat keamanan. Dampaknya sangat signifikan terhadap kesejahteraan psikologis, akademik, serta integrasi sosial mahasiswa Papua. Solusi yang diusulkan meliputi penguatan pendidikan multikultural, konseling lintas budaya, perlindungan hukum, dan penguatan regulasi daerah. Temuan ini menekankan pentingnya penerapan pendekatan interkultural dan penegakan prinsip keadilan sosial untuk menciptakan lingkungan sosial yang inklusif dan harmonis.

  • Journal Issue
  • 10.32795/ds.v25i1
  • May 31, 2025
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan

  • Research Article
  • 10.32795/8xsy0h40
PERKAWINAN ASU PUNDUNG ALANGKAHI KARANG HULU BERIMPLIKASI BIAS GENDER TERHADAP PEREMPUAN HINDU
  • May 30, 2025
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • A.a Kade Sri Yudari + 1 more

Artikel ini bertujuan merenungkan kembali kebijakan tentang gender sekaligus sebagai masukan terutama untuk meminimalkan dampak akhirnya. Metode analisis deskriptif-kualitatif digunakan melalui pengumpulan hasil wawancara dan studi dokumen dari beberapa informan yang mengalami kasus serupa. Hasil kajiannya menunjukkan memang telah terjadi bias gender dalam perkawinan yang dianggap terlarang terhadap perempuan. Terjadinya pembatasan perkawinan yang dilatarbelakangi prinsip antropologi pratiloma dalam perkawinan menurut Hindu, termasuk sistem perkawinan hipergami. Bahwa perkawinan asupundung alangkahi karang hulu, dalam hukum adat Bali terhadap perempuan yang menikah dengan laki-laki dari wangsa (kasta) berbeda berimplikasi secara psikologis dikarenakan sanksi adat hanya dibebankan dengan hukuman sepihak terhadap mempelai perempuan. Sanksi adat seperti larangan mengunjungi keluarga, status sosial yang kurang dihargai di rumah suami, menciptakan kondisi lebih tertekan dan diskriminatif dapat membatasi peran serta perempuan di masyarakat.

  • Research Article
  • 10.32795/5j9a7n69
Kundalini Yoga: From the Early Tantras To the Hatha Yoga
  • May 30, 2025
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Putu Yudiantara

This article presents a historical review of the conceptualization of Kundalini and Kundalini Yoga within Tantric texts from the 7th to the 12th centuries and tracing their continuity in Hatha Yogic literature. Its objective is to analyze the persistence and development of conceptual elements over time and to investigate key themes elucidating the ontological and practical dimensions of Kundalini and Kundalini Yoga. The findings reveal that early Tantric texts portray Kundalini as a cosmogonic and mantric force, while Kun?d?alin? Yoga practices entail the utilization of mantras in conjunction with breath control techniques. In Hatha Yogic texts, Kundalini undergoes a transformation from a cosmogonic force to a personal energy intrinsic to individuals and subjects to physical manipulations. This study underscores the significance of contextualizing Kundalini within its philosophical and spiritual framework, often overlooked in mainstream culture or studies concentrating solely on its physical manifestations.

  • Research Article
  • 10.32795/yrqq3c45
PELESTARIAN TRADISI TEING HANG DALAM MEWUJUDKAN NILAI-NILAI SPIRITUAL ADAT MANGGARAI
  • May 30, 2025
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Yusinta Daiman + 2 more

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran masyarakat dalam melestarikan Tradisi Teing Hang adat Manggarai serta untuk mengidentifikasi nilai-nilai spiritual yang terdapat dalam tradisi Teing Hang di Desa Waling Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur NTT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, dokumentasi, dan studi pustaka. Penelitian ini dilakukan di Desa Waling Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab lemahnya pengetahuan generasi mudah tentang Tradisi Teing Hang di antaranya karena pengaruh gadget yang menyebabkan kecendrungan mundurnya nilai-nilai spiritual dalam Tradisi Teing Hang. Menghadapi tantangan gadget dalam transisi budaya pada masyarakat Manggarai memerlukan pendekatan yang cermat dan menyeluruh, mengombinasikan penghormatan terhadap tradisi dengan adaptasi terhadap perkembangan teknologi dengan strategi membuat dokumentasi digital seperti video, foto, serta artikel dan menggunakan media sosial sebagai platform digital untuk mempromosikan dan memperkenalkan adat istiadat Manggarai pada dunia luar agar meningkatnya aksesbilitas dan kesadaran pada masyarakat Manggarai

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • 10.32795/ds.v24i2.6787
TRANSFORMASI UPACARA ATIWA-TIWA DI DESA SIANGAN KECAMATAN GIANYAR, KABUPATEN GIANYAR
  • Oct 31, 2024
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Ida Bagus Putu Wiadnyana Manuaba + 3 more

Artikel ini membahas transformasi upacara atiwa-tiwa di Desa Adat Siangan, atiwa-tiwa yang awalnya dilakukan di setra desa, kini ada kecenderungan melaksanakan atiwa-tiwa di krematorium (tempat kremasi). Pergeseran ini akan berdampak pada tatanan adat, sosial, dan religius khususnya di Desa Adat Siangan. Perihal ini menarik untuk dikaji dan peneliti berupaya memfokuskan pada penyebab terjadi transformasi ini, proses dan implikasinya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Data dianalisis dengan teknik analisis interpretatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada beberapa faktor penyebab terjadinya transformasi dalam upacara atiwa-tiwa yakni faktor sosial, budaya, ekonomi dan modernisasi. Transformasi ini juga berimplikasi terhadap kehidupan ekonomi, budaya, dan keagamaan.

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • 10.32795/ds.v24i2.6845
PERAN MEDITASI TRADISIONAL DALAM MENGURANGI DENTAL ANXIETY
  • Oct 31, 2024
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Agung Setiabudi + 1 more

Dental anxiety merupakan rasa takut atau kecemasan berlebihan yang muncul akibat kunjungan ke dokter gigi atau prosedur yang dilakukan oleh dokter gigi. Kondisi ini dapat berkisar dari kecemasan ringan hingga ketakutan ekstrem yang membuat seseorang menghindari perawatan gigi sama sekali. Metode meditasi, seperti pengaturan napas dalam dan mindfulness, dapat merangsang sistem saraf parasimpatik yang berfungsi menenangkan tubuh dan mengurangi gejala fisik kecemasan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana praktik mindfulness tradisional dapat membantu mengurangi kecemasan yang berhubungan dengan perawatan gigi. Dengan meditasi, diharapkan pasien dapat merasa lebih tenang sebelum dan selama prosedur, sehingga ketakutan berkurang dan pengalaman perawatan menjadi lebih positif. Beberapa metode meditasi yang dapat menenangkan pikiran untuk mengatasi kecemasan gigi meliputi pernapasan diafragma, body scan, visualisasi, meditasi mindfulness, dan meditasi cinta kasih. Teknik-teknik ini dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan gigi dengan menenangkan pikiran dan tubuh, serta meningkatkan kesejahteraan emosional. Mengintegrasikan meditasi ke dalam rutinitas perawatan gigi tidak hanya memberikan rasa nyaman bagi pasien, tetapi juga berkontribusi pada hasil perawatan yang lebih baik. Melalui latihan mindfulness, pasien dapat belajar mengelola ketakutan dan kecemasan mereka dengan lebih efektif.

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • 10.32795/ds.v24i2.5417
KEKRISTENAN DAN TOLERANSI: AJARAN GEREJA DAN TELADAN TOKOH KITAB SUCI SEBAGAI CONTOH
  • Oct 31, 2024
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Hemma Gregorius Tinenti

Tuhan menghendaki terjadinya pembaharuan, terhadap bumi dan seluruh ciptaan. Syarat dari pembaharuan itu adalah adanya keterbukaan manusia akan berbagai macam kemungkinan. Abraham, memberi contoh kontekstualisasi dan tolerasi dalam pluralitas. Keragaman atau pluralisme sosio religius saat ini menjadi kenyataan yang tidak mungkin dihindari. Keberagaman tentu saja harus diterima bukan sebagai konflik namun sebagai kekayaan. Untuk mencapainya, tentu yang dibutuhkan adalah sikap toleransi. Unkapan sikap toleransi itu dapat ditunjukkan lewat pengalaman hidup konkrit dalam masyarakat. Dekrit Nostra Eatate Dokumen Konsili Vatikan II menyatakan: seluruh bangsa merupakan satu masyarakat, seluruh manusia mempunyai satu asal. Semua manusia memiliki tujuan sama yaitu keabadian bersama Allah dalam kerajaan-Nya. Gereja Katolik pun secara terbuka menyatakan keterbukaannya terhadap keberagaman agama serta menghargai umat non Kristiani. Karl Rahner seorang teolog Katolik yang cukup keras bersuara tentang keberagaman dan keterbukaan. Lewat slogannya yaitu: ‘Kristen Anonim’, artinya orang non Kritiani juga dapat diselamatkan jika mereka melakukan hal-hal baik seperti yang diajarkan Kristus. Lewat kalimat ini beliau berpendapat bahwa: dengan kedatangan Kristus ke dunia dalam rupa manusia, merupakan bukti nyata bahwa keselamatan yang ditawarkan Allah adalah untuk semua manusia tanpa terkecuali.

  • Open Access Icon
  • Research Article
  • 10.32795/ds.v24i2.6841
JALINAN SUCI MANUSIA, ALAM, DAN TUHAN DALAM UPACARA NGABEN DI BALI
  • Oct 30, 2024
  • Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
  • Putu Krisna Dewi + 1 more

Konsep Tri Hita Karana yang mencerminkan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan sangat esensial dalam kehidupan masyarakat Bali, terimplementasi secara nyata dalam upacara Ngaben, ritual kremasi khas Bali. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan Tri Hita Karana dalam Ngaben dan relevansinya dalam konteks sosial-budaya Bali modern. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, data dikumpulkan melalui observasi partisipan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap elemen Tri Hita Karana, parahyangan (hubungan dengan Tuhan), pawongan (hubungan antarmanusia), dan palemahan (hubungan dengan alam) bermanifestasi nyata dalam Ngaben. Ngaben memperkuat kohesi sosial dan penghormatan pada alam dengan penggunaan material alami, menunjukkan fleksibilitas tradisi di tengah arus modernisasi tanpa kehilangan esensinya.