Abstract

Dalam upaya mencari dimensi yang paling hakiki, manusia tidak boleh hanya berkutat pada level empiris dan apriori semata. Manusia harus melakukan perenungan dengan melepaskan diri dari segala sesuatu yang bersifat empiris dan apriori untuk menemukan prinsip utama. Tulisan ini menganalisis dimensi metafisik upacara kasada. Hasil kajian menunjukkan bahwa refleksi metafisik mampu ‘mengatasi’ realitas yang nampak, yang seakan-akan “sesungguhnya” namun pada kenyataanya ‘menipu’. Kepalsuan ini tanpa disadari masuk ke dalam ranah ideologis dan membuat manusia tak mampu keluar dari sakralisasi ruang, waktu dan tempat yang mewarnai ritual upacara Kasada. Bertitik tolak dari penemuan ini, pelacakan dimensi metafisik dilanjutkan untuk menemukan eksistensi dan makna dari sebuah simbol-simbol dan mitos. Pelacakan ini pada akhirnya memberi kesimpulan bahwa dimensi metafisik dalam upacara Kasada masyarakat Tengger pada hakekatnya adalah miniatur dari kehidupan semua.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.