Abstract

This paper is a philosophical study about conflicts resolution and Islam Nusantara among multicultural societies. This article discusses the relationships between individuals who produce social conflicts of ethnic and religious nuance. Referring to the theory of multiculturalism from Bhikhu Parekh, literature study method, phenomenology of religious life method, and critical reflection method, it is concluded that the social conflicts (a) emerged from an individual behavior that interprets moral and cultural in different view; and (b) happened in countries that provide political uniformity. These social conflicts should be cultivated by an individual through cultural dialogues and the actions of intercultural dialogue and social recognition. The dialogue is expected to rediscover harmony in social life.

Highlights

  • Abstrak: Tulisan ini merupakan kajian falsafi tentang resolusi konflik dan Islam Nusantara di dalam masyarakat multikultur

  • Bahkan di Cikeusik, fenomena konflik sosial yang diproduksi oleh konflik antarindividu dilakukan antara Ismail Suparman dan Atep Suratep sebagai anggota jamaah Ahmadiyah dan individu-individu yang berkelompok sekitar 2.000 orang yang menyerbu jamaah Ahmadiyah

  • Pembentukan komunitas subkultural dengan identitas kolektif.Komunitas subkultural ini merupakan refleksi kritis atas interpretasi identitas kolektif yang menaungi identitas individual, sosial, dan nasional.Identitas kolektif dibutuhkan untuk menolak identitas nasional yang membungkam kebebasan beragama dan berkeyakinan.Komunitas subkultural dengan identitas kolektif sebagai mediator penyelesaian konflik sosial di dalam masyarakat multikultur.Komunitas subkultural ini sebagai representasi dari warga negara yang meyakini agama dan kepercayaan yang dijamin oleh negara.Dalam prilaku sosial komunitas subkultural ini mampu menyadari dan mengubah sudut pandang bahwa semua manusia membutuhkan ‘kebersamaan setara dan adil’ dari perbedaan pandangan moral dan budaya.Dengan perubahan sudut pandangan ini diharapkan seluruh gerakan sosial budaya turut berpartisipasi di dalam aktifitas komunitas subkultural ini

Read more

Summary

Introduction

Abstrak: Tulisan ini merupakan kajian falsafi tentang resolusi konflik dan Islam Nusantara di dalam masyarakat multikultur.

Results
Conclusion
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.