Abstract
Negara-negara di kawasan Timur Tengah, mulai dari Iran, Irak, Lebanon, Suriah, Yaman, Bahrain, Mesir, hingga Turki, dan negara-negara lainnya, seolah tak henti didera konflik politik. Di beberapa negara, konflik bahkan berujung pada konflik bersenjata, misalnya di Irak, Suriah dan Yaman. Setiap harinya, selalu muncul berita yang mengabarkan perkembangan konflik bersenjata di kawasan tersebut, seakan menunjukkan bahwa konflik di sana tak akan pernah usai. Hal tersebut memunculkan pertanyaan, apa yang menyebabkan konflik di Timur Tengah berlarut-larut? Artikel ini mengaitkan hubungan antara konflik bersenjata yang terjadi di Timur Tengah dengan fenomena neoliberalisme yang saat ini menjadi motor penggerak ekonomi global. Dengan menggunakan konsep military-industrial complex, artikel ini berargumen bahwasanya ada pemodal besar yang memaksa kondisi ini untuk tetap berlangsung karena mereka diuntungkan oleh berlarut-larutnya perang ini.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.