Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat distingsi yang muncul dalam pemikiran islam tentang bagaimana memperoleh ilmu pengetahuan. Doktrin agama menjadi bagian integral dari orang-orang yang beriman. Ketika seorang mukmin berfikir tentang sesuatu hal maka niscaya tidak akan terlepas dari Alqur’an, Sunnah dan pendapat para ulama. Epistimologi islam merupakan wasilah bagi para pencari kebenaran dalam berfikir sehingga tindakannya berdasarkan dalil dan pendapat ulama. Dalam mengkaji epistimologi islam ini penulis menggunakan pendekatan studi kepustakaan yang mengkaji berbagai literatur tentang epistimologi islam, sandaran sekunder penulis mengkolaborasikan dengan referensi lain yang berhubungan dengan pembahasan sebagai pendukung sempurnanya tulisan ini. Adapun hasil penelitian mengungkapkan bahwa Epistimologi islam memiliki tiga bentuk yakni Bayani, Burhani dan Irfani. Dimana masing-masingnya memiliki metode sendiri. Metode Bayani dengan cara istinbat dan Istidlal, sementara metode Burhani dengan rasional dan metode Irfani dengan menggunakan ilham dan intuisi.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.