Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan konstruksi sosial upacara ritual lohor pada masyarakat adat Bayan dalam menghadapi bencana. Bencana gempa bumi 2018 di Pulau Lombok membawa dampak tidak hanya fisik namun juga trauma mendalam bagi masyarakat. Bagi masyarakat adat Bayan bencana gempa bumi adalah teguran, cobaan dan sekaligus azab bagi manusia. Untuk itu perlu dilakukan upacara ritual lohor yang dipercaya dapat melindungi mereka dan menyembuhkan bumi dari kerusakan yang ditimbulkan oleh Bencana. Namun, disatu sisi ritual ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya bencana jika dilakukan dengan tujuan yang tidak tepat. Ritual yang dilakukan pada hari jumat merupakan bentuk dari akulturasi antara praktik agama dan adat lokal. Ritual ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum dan bahkan oleh generasi muda Bayan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawacara mendalam, dan dokumentasi. Teori konstruksi realitas sosial miliki Peter L. Berger dan Thomas Luckmann digunakan untuk menjelaskan proses terbentuknya melalui tahapan ekternalisasi, obyektivikasi dan internalisasi. Hasil penelitian antara lain: upacara ritual lohor merupakan serangkaian acara yang dimulai di rumah adat Bayan Timur diakhir dengan doa di masjid kuno. Konstruksi yang terbangun dipengaruhi oleh penyimpangan yang dilakukan oleh tokoh adat dalam pelaksanaan upacara ritual lohor. Melalui penyimpangan tersebut masyarakat memiliki pengetahuan tentang upacara ritual lohor. Meskipun adanya sanksi-sanksi sosial yang diberikan kepada tokoh tersebut.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.