Abstract
Dominasi penggunaan kendaraan pribadi di Kota Madiun seringkali menyebabkan kemacetan khususnya pada kawasan pendidikan di jam-jam sibuk dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas khususnya banyak terjadi pada pelajar yang belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) mengendarai kendaraan pribadi ke sekolah. Di Jawa Timur tingkat laka lantas dan pelanggaran sering terjadi di Kota Madiun, kemudian disusul di wilayah Jember, Jombang. Pemerintah Kota Madiun melalui Dinas Perhubungan Kota Madiun meluncurkan program Angkutan Sekolah Gratis untuk mengurangi kemacetan lalu lintas oleh pelajar. Program Angkutan Sekolah Gratis merupakan sebuah inovasi baru dari Dinas Perhubungan Kota Madiun dalam memberikan layanan transportasi sekolah gratis bagi pelajar. Oleh karena itu perlu difusi inovasi atau proses penyebaran inovasi supaya masyarakat mengetahui adanya Program Angkutan Sekolah Gratis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui difusi inovasi pelayanan Program Angkutan Sekolah Gratis di Kota Madiun menggunakan 4 (empat) elemen penting difusi inovasi oleh Rogers.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini terdiri dari sumber data primer yaitu beberapa informan dan sumber data sekunder berupa dokumen terkait dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terstruktur, dokumentasi. Teknik analisis data adalah analisis data interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Dalam menjaga keabsahan data penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa difusi inovasi pelayanan Program Angkutan Sekolah Gratis (ASG) di Kota Madiun berjalan cukup baik dan sesuai dengan standar pelayanan publik. Karakteristik inovasi pada pelayanan angkutan sekolah gratis diketahui ada manfaat ekonomi, sesuai dengan kebutuhan pelajar, mudah digunakan, dapat dicoba, dan dapat diamati hasil dari layanan tersebut. Terdapat dua saluran komunikasi yang digunakan yaitu melalui saluran komunikasi interpersonal dengan melibatkan sekolah dan media massa melalui surat kabar, radio, dan media elektronik. Sementara itu jangka waktu setiap adopter memiliki perbedaan waktu dalam mengadopsi sebuah inovasi. Ada yang cepat memutuskan menggunakan dan ada yang membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa memutuskan menggunakan angkutan sekolah gratis. Tipe adopter pada pelayanan angkutan sekolah gratis teridentifikasi dalam tipe mayoritas awal (Early Majority). Tipe mayoritas awal adalah pengadopsi yang tidak secara langsung menggunakan inovasi setelah mendapatkan informasi tentang suatu inovasi.Kata Kunci: Difusi Inovasi
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.