Abstract
Ikan tuna mata besar merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai tinggi di pasaran. Ikan tuna mata besar (Thunnus obesius) dapat ditemukan di perairan Indonesia, salah satunya di wilayah WPPNRI 715 yang berada pada laut Sulawesi. Namun dari tahun 2019 hingga 2021, penangkapan ikan tuna mengalami penurunan pada provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi lebih lanjut ikan tuna di Perairan Banggai Kepulauan. Penggabungan data Soumi National Polar-orbiting Patnership (SNPP) dengan sensor Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS), Hidroakustik dan Conductivity, Temperature, and Depth (CTD), dapat digunakan untuk mendapatkan parameter oseanografi yang berupa klorofil-a, suhu permukaan laut, kedalaman, dan target strength. Parameter tersebut dapat digunakan untuk analisis Pelagic Habitat Indeks (PHI) yang digunakan untuk mengetahui potensi ikan tuna mata besar. Hasil penggabungan data SNPP, Hidroakustik dan CTD menunjukkan nilai parameter oseanografi yang baik, dengan nilai Root Means Square Error yang kecil, dengan begitu dapat dilakukan analisis PHI untuk menunjukkan habitat yang ideal dan potensi ikan tuna mata besar. Berdasarkan analisis PHI, bahwa habitat ikan tuna mata besar yang baik berada pada nilai klorofil-a 0,37 mg/m3 hingga 0,52 mg/m3, suhu permukaan laut 27,75 ºC hingga 28,01 ºC dan kedalaman -190m hingga -250m. Terdapat 20 lokasi yang berpotensi untuk penangkapan ikan tuna mata besar di Perairan Banggai Kepulauan. Namun hanya 5 lokasi yang berpotensi sangat tinggi untuk penangkapan ikan tuna mata besar, dan 5 lokasi tersebut tersebar dekat dengan daratan.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have